
DIREKTUR Jenderal (Dirjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Buddha Kementerian Agama (Kemenag) RI Supriyadi mengajak Umat Buddha menjadikan momentum Perayaan Waisak 2569 Budhist Era (BE)/2025 untuk lebih menyatu dengan alam, serta lebih peduli pada lingkungan.
Caranya, antara lain dengan berupaya melakukan pengendalian diri, dan menjalani kehidupan dengan penuh kebijaksanaan. Jika hidup tanpa kebencian dan keserakahan, maka akan berpengaruh pada masyarakat.
"Damai dengan alam. Bagaimana kita bereaksi dengan alam. Kita bisa mengendalikan diri dengan bijaksana, tidak tamak, tidak serakah, tidak penuh dengan kebencian, karena itu akan ada impact ke masyarakat. Itu dalam keseharian,"cetus Supriyadi, Sabtu (10/5).
Kepada generasi muda, ia berpesan agar mereka tidak tergiur untuk mengejar kepuasan sesaat, serta lebih memikirkan masa depan. Sebab, bisa terlahir sebagai manusia merupakan anugerah yang harus disyukuri. Karenanya, sebagai manusia harus melakukan kebaikan.
"Kalau ke anak muda, jangan mengejar kepuasan sesaat. Anak sekarang enggak mikir ke depan. Dalam agama buddha, lahir sebagai manusia itu tidak mudah, maka manfaatkan. Kalau terlahir manusia akan bahagia. Kalau jadi manusia tidak melakukan kebaikan maka kita bisa terlahir sebagai binatang. Terlahir sebagai manusia itu anugerah yang harus disyukuri,"ujarnya.
Kebaikan yang ia maksudkan, menurut Supriyadi, diantaranya harus peduli dengan alam dan lingkungan sekitar. Menurutnya, bahagia tidak hanya di surga. Menjadi manusia pun hisa bahagia.
"Maka kita harus peduli dengan lingkungan. Bahagia tidak hanya di alam surga,"katanya.(H-4)