Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Budi Tirmadi.(MI/KRISTIADI)
DINAS Kesehatan Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, berupaya mengendalikan penyebaran HIV/AIDS. Pasalnya, dalam 8 bulan terakhir ditemukan 113 Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) baru,
Secara kumulatif, jumlah pasien di daerah ini sejak 2004 hingga 2025 mencapai 1.475 ODHA.
Pelaksana Tugas Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, yang juga Direktur RSUD Dr Soekardjo, Budi Tirmadi mengatakan, pihaknya secara rutin melakukan skrining. Tahun ini pemeriksaan dilakukan terhadap 13.067 orang dan ditemukan 114 orang positif HIV/AIDS.
"Di sisi lain, sejak Januari hingga September 2025, kami mencatat ada 5 ODHA yang meninggal dunia. Di Tasikmalaya, penyebab HIV/AIDS yang terbanyak karena hubungan seks sesama jenis. Kasus baru terjadi pada kalangan pelajar, mahasiswa dan pekerja," tambahnya, Kamis (30/10).
Dia menambahkan, dari tahun ke tahun, selalu ditemukan kasus baru HIV/AIDS. Sejak 2022 tercatat ada 145 kasus, 2023 sebanyak 145 kasus, 2024 tercatat 169 kasus dan 2025 sebanyak 114 kasus.
"Kasus HIV/AIDS di Kota Tasikmalaya menyebar di sejumlah kecamatan. Di antaranya di Kecamatan Cihideung 189 kasus, Tawang 190 kasus, Cipedes 147 kasus, Kawalu 101 kasus, Indihiang 87 kasus, Tamansari 67 kasus, Mangkubumi 80 kasus, Bungursari 74 kasus, Cibeureum 70 kasus, Purbaratu 46 kasus dan lainnya 424 kasus," ujarnya.
Dinas Kesehatan masih terus melakukan pengobatan gratis dengan memberikan obat antiretroviral (ARV). Pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas, menyasar risiko tinggi, dengan jumlah laki-laki tercatat 87 orang (87%) dan perempuan 15 atau (13%).
"Masyarakat harus memahami, HIV/AIDS dapat menular melalui cairan tubuh, darah, air susu ibu, sperma, dan vagina. Tapi tidak berpotensi menular melalui salaman, pelukan, berbagi alat makan, air ludah, keringat, dan penggunaan alat toilet," tandasnya.


















































