Perang Dagang AS-Tiongkok, Trump dan Xi Dijadwalkan Bicara Pekan Ini

1 day ago 9
Perang Dagang AS-Tiongkok, Trump dan Xi Dijadwalkan Bicara Pekan Ini Donald Trump dan Xi Jinping.(Dok Al-Jazeera)

PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping kemungkinan besar akan melakukan pembicaraan via telepon pada pekan ini. Hal itu disampaikan Gedung Putih pada Senin (2/6) waktu setempat.

Rencana komunikasi antara kedua pemimpin itu mencuat di tengah meningkatnya kembali ketegangan dagang antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia. Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, menyatakan Trump dan Xi akan segera melakukan komunikasi langsung.

"Kedua pemimpin kemungkinan akan berbicara pekan ini," kata Leavitt. Sejak Trump kembali menjabat sebagai presiden lebih dari lima bulan lalu, belum ada konfirmasi resmi terkait komunikasi antara dirinya dan Presiden Xi.

Trump kerap menyebut pembicaraan antara mereka akan segera terjadi. Namun kontak langsung tersebut belum juga terwujud.

Dalam wawancara dengan majalah Time pada April lalu, Trump bahkan mengeklaim Xi telah meneleponnya. Namun pernyataan tersebut dibantah oleh pemerintah Tiongkok.

Ketegangan antara Washington dan Beijing kembali mencuat setelah Trump menuduh Tiongkok melanggar kesepakatan dagang yang sebelumnya disepakati untuk menurunkan tarif secara sementara.

Kedua negara sebelumnya sepakat untuk menangguhkan tarif yang sangat tinggi selama 90 hari setelah serangkaian pertemuan antara pejabat tinggi dari masing-masing pihak di Jenewa.

Namun pekan lalu, Trump dan sejumlah pejabat tinggi AS mengungkapkan Tiongkok tidak menjalankan komitmennya sesuai kesepakatan. Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, dalam wawancaranya di Fox News, menuding Beijing sengaja memperlambat pelaksanaan perjanjian. 

"Tiongkok sedang mempermainkan perjanjian ini," ujarnya.

Tiongkok dengan tegas membantah tuduhan tersebut dan menyebut klaim dari Washington sebagai omong kosong. Pemerintah Beijing juga menuding Amerika memberlakukan berbagai kebijakan diskriminatif yang membatasi akses perdagangan mereka.

Sementara itu, pasar saham global mengalami tekanan menyusul kembali mencuatnya ketegangan antara kedua negara.

Kekhawatiran investor meningkat terutama setelah Trump mengumumkan kebijakan tarif global yang secara khusus menyasar Tiongkok serta menuduh berbagai negara lain mencuri keuntungan dari AS.

Trump juga memperkeruh situasi dengan mitra dagang lain, termasuk Uni Eropa, dengan rencana untuk menggandakan tarif global atas baja dan aluminium menjadi 50%. (AFP/I-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |