Peran Global Indonesia di Bawah Prabowo Menguat, Isu Palestina Jadi Sorotan

8 hours ago 4
Peran Global Indonesia di Bawah Prabowo Menguat, Isu Palestina Jadi Sorotan Konferensi pers hasil survei Pergeseran Paradigma: Membawa Optimisme dan Catatan Kritis.(MI)

PEMERINTAHAN Presiden Prabowo Subianto disebut-sebut berhasil menegaskan kembali posisi Indonesia di panggung diplomasi dunia. Sejak dilantik, Prabowo aktif menghadiri berbagai forum internasional dan menempatkan Indonesia sebagai salah satu suara yang berpengaruh dalam isu-isu kemanusiaan global, termasuk konflik di Palestina dan Ukraina.

Sebuah survei dari Great Institute bertajuk Pergeseran Paradigma: Membawa Optimisme dan Catatan Kritis yang dirilis Jumat (31/10) menunjukkan mayoritas publik menilai kinerja luar negeri Indonesia membaik. Sebanyak 87,7% responden menyatakan peran Indonesia di dunia internasional meningkat dibanding masa pemerintahan sebelumnya, sementara 13,3% menilai sebaliknya. Tingkat kepuasan terhadap peran pribadi Prabowo juga tinggi. Menurut survei yang sama, 89,8 persen masyarakat merasa puas dengan kiprah Presiden dalam diplomasi internasional.

Direktur Eksekutif Great Institute, Sudarto, menyebut pengakuan terhadap Prabowo juga datang dari luar negeri, termasuk dalam forum Gaza Summit di mana ia disebut mendapat pujian dari sejumlah pemimpin dunia.

Dalam isu Palestina, Prabowo dinilai berhasil menampilkan posisi Indonesia yang tegas namun netral. Survei Great Institute mencatat 89,5% responden mendukung langkah diplomasi pemerintah dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Selain itu, 86,9% responden sepakat bahwa solusi dua negara merupakan pendekatan yang tepat untuk mengakhiri konflik di kawasan tersebut.

Sudarto menilai lonjakan sentimen positif terhadap Prabowo terlihat usai penampilannya di Sidang Umum PBB dan KTT Gaza di Sharm El-Sheikh di Mesir. Ia menyebut hal itu sebagai indikator meningkatnya kepercayaan publik terhadap kebijakan luar negeri.

“Publik melihat Presiden menjadi motor perdamaian dunia,” ujarnya.

Di sisi lain, pengamat menyoroti perlunya kesinambungan antara diplomasi dan dampak ekonomi. Direktur Riset Great Institute Perdana Wahyu Santosa menilai kunjungan Prabowo ke berbagai forum internasional seperti KTT APEC 2025 di Gyeongju, Korea Selatan, mesti diikuti langkah konkret di bidang ekonomi dan keuangan. Menurutnya, intensitas diplomasi harus sejalan dengan kepentingan nasional dan kesejahteraan rakyat.

Perdana juga menyinggung peluang Indonesia sebagai mediator di kawasan Indo-Pasifik. Dengan prinsip politik luar negeri bebas aktif, kata dia, Indonesia berpotensi memainkan peran penting dalam meredakan ketegangan di Laut Cina Selatan, India-Pakistan, Pakistan-Afghanistan, hingga konflik Rusia-Ukraina.

“Selama Indonesia nonblok, kita bisa menjadi jembatan dialog bagi negara-negara yang berkonflik,” ujarnya.

Ia menilai gaya kepemimpinan Prabowo memberi napas baru bagi diplomasi Indonesia yang lebih aktif dan terbuka. Namun, ia mengingatkan bahwa pengakuan dunia terhadap Indonesia mesti diikuti manfaat nyata bagi ekonomi nasional. “Sorotan internasional adalah peluang, tapi hasil akhirnya harus berpihak pada kepentingan rakyat,” tandas Perdana.

Secara keseluruhan, survei itu menujukkan 85,8% publik menyatakan puas dengan kinerja setahun pemerintahan Prabowo.

“Masyarakat merasakan langsung kebijakan, khususnya program makan bergizi gratis dan penguatan ekonomi desa melalui koperasi,” ujarnya.

Makan Bergizi Gratis (MBG) dinilai bermanfaat oleh 89,8% responden, 71,8% percaya Koperasi Merah Putih akan memperbaiki ekonomi desa dan akses modal, 71,8% merasa ekonomi rumah tangga mereka membaik, dan 62,1% menyebut daya beli naik. (E-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |