Kompleks parlemen, Senayan, Jakarta.(MI/RAMDANI)
Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus merespons Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR yang menolak permohonan pengunduran diri Rahayu Saraswati Djojohadikusumo sebagai anggota DPR. Ia menilai keputusan MKD tersebut seperti drama komedi.
"Keputusan MKD terhadap Saraswati ini yang nampak lucu dan aneh. Publik bisa melihatnya sebagai sebuah drama komedi," kata Lucius kepada Media Indonesia, hari ini.
Lucius menilai apapun alasan dari MKD dan Partai Gerindra, termasuk tidak adanya surat tertulis tidak bisa menghapus pernyataan Saraswati tentang pengunduran dirinya yang disampaikan secara terbuka kepada publik.
"Kalo soal mekanisme di partai maupun DPR, ya mau lisan kah, mau tertulis kah, semuanya tak bisa menghapus inti pernyataan pengunduran diri Saraswati. Jadi ngeles aja sih sebenarnya soal lisan itu," katanya.
Ia mengatakan mengaktifkan seseorang yang sudah mengundurkan diri itu bukan sesuatu yang tepat. Pasalnya, pengunduran diri merupakan bentuk tanggung jawab pada tugasnya.
"Masa tanggung jawab itu tak penting bagi Sarah, DPR dan partai sehingga dengan mudah mengembalikannya lagi ke kursi DPR. Ini kan terlihat seperti drama komedi aja jadinya," katanya.
Diketahui, MKD DPR RI menyatakan Rahayu Saraswati Djojohadikusumo tetap menjadi Anggota DPR RI periode 2024-2029. Ketua MKD DPR RI Nazaruddin Dek Gam menjelaskan pihaknya menerima surat dari Majelis Kehormatan Partai Gerindra Nomor 10-043/B/MK-GERINDRA/2025 tertanggal 16 Oktober 2025 perihal surat keterangan terkait keanggotaan Saudari Rahayu Saraswati.
Ia mengatakan setelah melakukan pembahasan dan mempertimbangkan aspek hukum, ketentuan Tata Beracara MKD, serta putusan Majelis Kehormatan Partai Gerindra, MKD DPR RI memutuskan Saudari Rahayu Saraswati tetap sebagai Anggota DPR RI
Sebelumnya, Sara yang menjabat Wakil Ketua Komisi VII DPR menyatakan mundur sebagai anggota DPR RI. Hal tersebut disampaikan Saraswati melalui unggahannya di akun Instagram @rahayusaraswati, Rabu (10/9).
"Saya menyatakan pengunduran diri saya sebagai anggota DPR RI kepada fraksi Partai Gerindra," kata Sara.
Keponakan Presiden Prabowo Subianto itu menyatakan mundur karena dikecam publik buntut pernyataannya di podcast YouTube Antara TV 'On The Record'. Sara mengatakan tuntutan masyarakat agar pemerintah menyediakan lapangan kerja adalah cerminan dari 'mental kolonial'. Keponakan dari Presiden Prabowo Subianto berpendapat bahwa di era modern ini, generasi muda seharusnya tidak lagi bergantung pada pemerintah untuk menciptakan pekerjaan, melainkan harus proaktif menjadi pengusaha.
"Kalau masih bersandar kepada sektor-sektor padat karya dan bersandar kepada pemerintah untuk provide the jobs, kita masih di zaman kolonial berarti. Yang di mana kita bersandar kepada si raja dan si ratu dan si priyayi untuk ngasih kita kerjaan. No, kita udah move on dari situ," ujar Sara dikutip dari podcast.(P-1)


















































