Penelitian: Milenial dan Gen Z Lebih Loyal pada Institusi dengan Sistem Kerja Hibrida

4 hours ago 1
 Milenial dan Gen Z Lebih Loyal pada Institusi dengan Sistem Kerja Hibrida Ilustrasi(Dok ist)

KETIKA generasi Millenial dan Gen Z kini menjadi mayoritas angkatan kerja, terjadi perubahan lanskap dunia kerja di era digital. Dalam orasi ilmiahnya yang berjudul “Menjaga Employee Sustainability: Implementasi Sistem Kerja Hibrida dalam Meningkatkan Komitmen Millenial dan Gen Z, Tantangan dan Peluang”, Prof. Sylvia menyoroti hal tersebut. 

Ia menjelaskan bahwa sistem kerja hibrida (hybrid work model) merupakan strategi sumber daya manusia berkelanjutan yang berperan dalam meningkatkan kepuasan kerja dan memperkuat komitmen terhadap organisasi.

“Sistem kerja hibrida bukan sekadar tren, melainkan strategi berkelanjutan untuk menjaga kesejahteraan, komitmen, dan keberlanjutan karyawan lintas generasi”, ungkap Prof. Sylvia. 

Hasil penelitian Prof. Sylvia menunjukkan bahwa kepuasan kerja memiliki peran kuat dalam membentuk komitmen generasi milenial dan Z terhadap terhadap organisasi yang menerapkan sistem kerja hibrida. Lebih jauh, sistem ini terbukti memberikan manfaat sosial dan lingkungan secara berkelanjutan melalui pengurangan tingkat stres, polusi, dan konsumsi energi, serta mendukung penerapan konsep green human resource management (green HRM). 

“Dengan demikian, kerja hibrida tidak hanya memperkuat keberlanjutan karyawan melalui kepuasan kerja, tetapi juga mendukung tujuan keberlanjutan organisasi dan lingkungan secara lebih luas”, jelas Prof. Sylvia. 

Di samping kelebihan tersebut, Prof. Sylvia juga menyoroti tantangan dalam sistem kerja ini, seperti ketidakjelasan batas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, hambatan komunikasi dan kolaborasi antar karyawan on site dan remote, serta tantangan adaptasi tenaga kerja. Oleh karena itu, diperlukan rancangan kebijakan yang adaptif, kesiapan teknologi, kepemimpinan yang responsif, serta budaya organisasi yang inklusif agar manfaat kerja hibrida dapat dioptimalkan sekaligus meminimalkan risiko yang muncul.

Orasi ilmiah tersebut dibacakan dalam pengukuhan Guru Besar Unika Atma Jaya (UAJ) yang berlangsung di Gedung Yustinus Lt. 15, Kampus Semanggi. 
 Dalam kesempatan tersebut, Prof. Dr. Sylvia Diana Purba, S.E., M.E. dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) resmi dikukuhkan menjadi Guru Besar ke-27 Unika Atma Jaya di bidang Human Resource Management. 

Sepanjang tahun 2025, UAJ telah mengukuhkan enam orang Guru Besar dari berbagai disiplin ilmu sebagai wujud komitmen universitas dalam mendorong pengembangan ilmu pengetahuan dan menghadapi dinamika tantangan  global yang terus berkembang. 

Prof. Sylvia merupakan dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unika Atma Jaya yang telah mengabdi sejak tahun 1995. Kiprahnya di dunia pendidikan secara konsisten tercermin melalui berbagai riset, publikasi ilmiah, buku, serta forum akademik di tingkat nasional dan internasional. Perjalanan panjang ini akhirnya berhasil mengantar Prof. Sylvia meraih gelar Guru Besar. 

Rektor Unika Atma Jaya, Prof. Dr. dr Yuda Turana, Sp.s(K), menyampaikan apresiasi dan harapan agar keteladanan Prof. Sylvia dapat menginspirasi sivitas akademika Unika Atma Jaya.

“Melalui pengukuhan ini, kita mendukung perjalanan Prof. Sylvia kedepannya. Semoga  dengan gelar baru sebagai Guru Besar, Prof. Sylvia dapat senantiasa memberikan teladan dan semangat bagi kita semua untuk memajukan Unika Atma jaya melalui prestasi akademik di tingkat nasional dan global,“ ungkap Prof. Yuda. (H-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |