Ilustrasi, dinosaurus(freepik)
SEBUAH penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal iScience berhasil menjawab pertanyaan lama di dunia paleontologi tentang bagaimana cara membedakan dinosaurus jantan dan betina.
Selama ini, hal itu dianggap hampir mustahil karena organ reproduksi makhluk purba tersebut telah lama membusuk dan hilang. Namun, penelitian baru menunjukkan bahwa luka bekas kawin yang tertinggal di fosil tulang belakang dinosaurus malah jadi jawabannya.
Tim ilmuwan yang dipimpin oleh Profesor Eileen Murphy dari Queen’s University Belfast meneliti sekitar 500 tulang ekor hadrosaur, sejenis dinosaurus herbivora berparuh bebek dari berbagai lokasi di Eurasia dan Amerika Utara.
Hasilnya, menunjukkan pola patah tulang yang konsisten pada bagian atas ekor di hampir semua spesies hadrosaur. Menariknya, sebagian besar tulang tersebut memperlihatkan tanda-tanda penyembuhan, yang berarti cedera itu tidak mematikan.
Awalnya, para peneliti menduga cedera ini mungkin disebabkan oleh serangan predator atau perkelahian antarsesama. Namun, tidak ditemukan bekas gigitan atau luka di sisi ekor yang biasanya muncul dalam perkelahian.
Setelah menggunakan model komputer untuk mensimulasikan berbagai kemungkinan, mereka menyimpulkan bahwa aktivitas kawin merupakan penyebab paling logis.
Simulasi menunjukkan bahwa ketika hadrosaur jantan menaiki betina dari samping, tekanan besar terjadi di area sekitar kloaka, yaitu bagian tubuh yang menjadi saluran reproduksi dan pembuangan. Tekanan inilah yang kemungkinan besar menyebabkan tulang belakang bagian atas ekor betina retak atau patah.
Penulis utama studi ini, Filippo Bertozzo, menyebut temuan ini sebagai pintu pertama menuju pemahaman perilaku seksual dinosaurus. Ia menjelaskan bahwa selama ini, perilaku kawin makhluk purba hanya bisa ditebak dari bentuk kerangka, tanpa bukti langsung yang mendukung.
“Jika hipotesis ini benar, kita dapat menyimpulkan bahwa individu dengan cedera seperti ini kemungkinan adalah betina. Dan ini akan menjadi perubahan besar dalam cara kita memahami dinosaurus,” ujarnya seperti dikutip dari laman IFLScience.
Kemampuan untuk membedakan jantan dan betina membuka banyak peluang baru bagi para ahli. Menurut Bertozzo, hal ini bisa membantu menjawab berbagai pertanyaan yang selama ini belum terpecahkan, seperti apakah jambul di kepala dinosaurus berbeda antara jantan dan betina, atau apakah beberapa spesimen yang sebelumnya dianggap spesies baru sebenarnya hanya perbedaan jenis kelamin.
Sumber: IFLScience.


















































