Ilustrasi(NJIS)
Sistem pendidikan yang kolaboratif merupakan kunci dalam mencetak generasi masa depan yang berkarakter, berintegritas, dan siap menghadapi tantangan global. Siswa, guru, dan orang tua, harus memiliki komitmen untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, positif, dan saling menghargai.
Komitmen tersebut sejalan dengan pesan Presiden Prabowo Subianto yang menekankan perlunya perbaikan menyeluruh di sektor pendidikan nasional. North Jakarta Intercultural School (NJIS), yang menyelenggarakan program lengkap International Baccalaureate (IB) mulai dari PAUD hingga SMA, pun terus memperkuat kualitas pembelajaran berbasis nilai, kolaborasi, dan keseimbangan antara akademik serta karakter.
Kepala Sekolah NJIS, Ezra Alexander, mengatakan kolaborasi menjadi inti dari pendidikan bermakna. “Pendidikan tidak bisa berdiri sendiri. Diperlukan sinergi antara guru, siswa, dan orang tua untuk menumbuhkan rasa aman, kepercayaan, serta semangat belajar yang berkelanjutan,” ujarnya.
Menurut Ezra, lingkungan belajar yang kolaboratif akan menumbuhkan keberanian siswa untuk berekspresi, berinovasi, dan berempati. Dengan dukungan tenaga pendidik profesional, NJIS memastikan seluruh kegiatan belajar mengajar berjalan kondusif, inklusif, dan menyenangkan, sehingga setiap anak dapat mengembangkan potensi terbaiknya.
Selain menjamin kenyamanan dan keamanan dengan standar operasional yang komprehensif, NJIS juga menempatkan kualitas akademik sebagai prioritas utama. Kurikulumnya dirancang untuk menyeimbangkan kemampuan kognitif, kreativitas, kepemimpinan, serta nilai kemanusiaan. Melalui pendekatan berbasis inquiry dan kerja sama, siswa didorong berpikir kritis sekaligus belajar menghargai proses.
Kredibilitas NJIS telah diakui baik secara nasional maupun internasional. Sekolah ini telah memperoleh akreditasi dari Kemendikdasmen serta Western Association of Schools and Colleges (WASC), lembaga akreditasi berbasis di Amerika Serikat yang menilai mutu sekolah internasional di seluruh dunia.
Filosofi NJIS, Discovering Excellence in Every Child, menjadi dasar seluruh proses pembelajaran. Filosofi ini menekankan pentingnya pendidikan yang tidak hanya fokus pada prestasi akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter dan kesadaran sosial. Ezra menjelaskan, filosofi itu diwujudkan melalui tiga pilar utama, yaitu penguasaan, kemandirian, dan tujuan.
“Kami ingin setiap siswa memahami pelajaran secara mendalam, berani mengambil keputusan, dan menemukan makna dari proses belajarnya,” ungkapnya.
Ia menambahkan, keberagaman di lingkungan NJIS menjadi kekuatan yang memperkaya pembelajaran kolaboratif. “Sebagai komunitas multikultural, kami menanamkan nilai bahwa perbedaan bukan penghalang, melainkan sumber inspirasi untuk berpikir dan bekerja sama,” kata Ezra.
Dengan filosofi pendidikan yang berorientasi pada kolaborasi, pendekatan humanis, dan lingkungan belajar yang aman serta inklusif, NJIS berkomitmen mencetak generasi muda yang adaptif, berempati, dan siap membawa perubahan positif bagi dunia. (E-3)


















































