 Direktur Utama Samudera Indonesia Bani M Mulia(Dok. Zoom Samudera Indonesia)
                                Direktur Utama Samudera Indonesia Bani M Mulia(Dok. Zoom Samudera Indonesia)
                            PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) mencatat kinerja positif hingga kuartal III 2025. Direktur Utama Samudera Indonesia Bani M Mulia mengungkapkan pendapatan perusahaan mencapai US$571,6 juta atau sekitar Rp9,51 triliun (kurs Rp.16.636). Angka ini naik 8% dibandingkan periode yang sama tahun 2024.
Sementara itu, laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau earnings before interest, taxes, depreciation, and amortization (Ebitda) perusahaan tercatat sebesar US$147,8 juta atau setara Rp2,46 triliun, meningkat 12% dibandingkan tahun sebelumnya.
Dari sisi laba usaha, emiten pelayaran dan logistik ini membukukan US$71,9 juta atau sekitar Rp1,20 triliun, sedikit lebih rendah 1% dibandingkan laba usaha pada akhir September 2024. Namun, laba bersih perusahaan justru meningkat menjadi US$43,1 juta atau Rp717,0 miliar.
"Angka ini naik 4% dibandingkan capaian pada periode yang sama tahun lalu," ungkap Bani dalam Laporan Kinerja Kuartal III 2025 secara daring, Kamis (30/10).
Kinerja positif itu, sambungnya, turut mendorong laba per saham menjadi Rp43,9 per lembar saham, naik dari Rp38,2 per lembar saham pada 2024.
Bani menuturkan, meski pendapatan perusahaan belum kembali ke level tertinggi seperti pada 2022, tren pemulihan sudah terlihat sejak 2023 hingga 2025.
"Kita melihat tren pembalikan arah kinerja, baik dari sisi pendapatan maupun laba bersih, seiring dinamika pasar perdagangan global yang mulai stabil," ujarnya.
Perusahaan juga mencatat pertumbuhan signifikan dalam total aset. Jika pada 2020 total aset masih US$513 juta atau sekitar Rp8,53 triliun, per akhir September 2025 nilainya melonjak menjadi US$1,3 miliar atau Rp21,63 triliun.
Kondisi neraca keuangan pun tergolong sehat. Kas dan setara kas tercatat sebesar US$329,2 juta atau Rp5,47 triliun, relatif stabil dibandingkan tahun sebelumnya. Aset lancar perusahaan mencapai US$612,6 juta atau Rp10,19 triliun.
Dari sisi kewajiban, utang jangka pendek tercatat sebesar US$56,1 juta (Rp4,26 triliun), sementara utang jangka panjang mencapai US$359,5 juta (Rp5,98 triliun). Adapun ekuitas perusahaan berada di angka US$760,8 juta atau Rp12,66 triliun.
Samudera Indonesia juga merealisasikan belanja modal (capex) untuk penambahan armada kapal baru. Perseroan telah menerima satu kapal kontainercarrier atau pengangkut peti kemas bernama Kapal Sinar Carita. Kapal ini berkapasitas 2.700 TEUs atau setara 40 ribu ton yang beroperasi di pasar Eropa.
Kapal baru tersebut dilengkapi teknologi shore power connection, yang memungkinkan kapal menggunakan sumber daya listrik pelabuhan tanpa mengoperasikan mesin tambahan.
"Teknologi ini membantu efisiensi bahan bakar dan mengurangi emisi saat kapal bersandar," ujar Bani.
Kapal tersebut mulai beroperasi sejak September 2025 dan kini melayani sejumlah rute internasional. "Penambahan armada ini menunjukkan komitmen kami untuk terus berekspansi dan memenuhi meningkatnya permintaan jasa angkutan laut," pungkasnya. (Ins/E-1)

 7 hours ago
                                4
                        7 hours ago
                                4
                    
















































