
PEMERINTAH Provinsi DKI Jakarta bergerak cepat menanggapi temuan mengejutkan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) soal jejak mikroplastik dalam air hujan ibu kota. Kolaborasi riset dan teknologi kini menjadi senjata utama untuk menahan invasi plastik di udara Jakarta.
“Ke depan, Pemprov DKI akan fokus pada riset terapan, penerapan teknologi filtrasi udara dan air hujan, serta inovasi produk ramah lingkungan,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto, dikutip dari Antara, Minggu (19/10).
Data Jadi Senjata, JEDI Jadi Sistem Pemantau
Pemprov DKI bersama BRIN kini memperluas pemantauan mikroplastik melalui Jakarta Environmental Data Integration (JEDI), sistem berbasis data yang memantau kualitas udara dan air hujan. Melalui JEDI, setiap data yang terkumpul akan menjadi dasar kebijakan berbasis bukti ilmiah (evidence-based policy).
“Sinergi riset ini bukan hanya memperkuat fondasi data ilmiah, tapi juga memastikan kebijakan pengendalian polusi menjadi lebih efektif dan adaptif,” tambah Asep.
Langkah pengendalian plastik tak berhenti di laboratorium. Pemprov DKI menyiapkan strategi pengurangan plastik dari hulu ke hilir, mulai dari rumah tangga, kawasan bisnis, hingga industri.
“Kami terbuka untuk kolaborasi dalam riset, pengembangan teknologi filtrasi, dan inovasi produk ramah lingkungan. Menjaga langit Jakarta dari mikroplastik adalah tanggung jawab kolektif,” tegas Asep.
Mikroplastik Menembus Atmosfer
BRIN telah meneliti sejak 2018 dan menemukan bahwa mikroplastik kini ikut turun bersama air hujan di Jakarta. Fakta ini membuktikan bahwa polusi plastik bukan lagi masalah lautan atau sungai semata, ia kini mengendap di atmosfer.
Hingga kini, Indonesia belum memiliki standar baku mutu nasional terkait batas aman mikroplastik di udara maupun air hujan. Karena itu, kerja sama DKI dan BRIN diharapkan menjadi langkah awal menuju kebijakan nasional yang berbasis riset ilmiah.
“Temuan BRIN ini bukan sekadar alarm, melainkan momentum untuk memperkuat riset dan solusi. Polusi plastik sudah sampai ke langit Jakarta, dan kita tak bisa menunggu lebih lama untuk bertindak,” pungkas Asep. (Ant/Z-10)