Ketua Dewan Pimpinan Pusat Garuda Astacita Nusantara (GAN), Muhammad Burhanuddin (kiri)(Dok Pribadi)
KETUA Dewan Pimpinan Pusat Garuda Astacita Nusantara (GAN), Muhammad Burhanuddin, menyampaikan pandangan mengenai nilai kepemimpinan yang otentik dan bermakna. Sosok yang akrab disapa Om Boer itu menegaskan bahwa hadir di tengah masyarakat tidak cukup jika tanpa memberi manfaat yang membekas.
"Ada yang sekadar hadir, dan ada yang meninggalkan kesan. Saya memilih menjadi yang kedua,” ujar Burhanuddin, Senin (27/10).
Ia menilai, banyak orang memahami networking hanya sebagai ajang memperbanyak kenalan, hadir di banyak pertemuan, atau berbagi kartu nama. Namun menurutnya, jaringan tanpa nilai tidak akan menciptakan makna maupun peluang.
“Networking tanpa value hanya berhenti pada perkenalan. Tapi networking dengan nilai menciptakan peluang dan ingatan. Yang membedakan hanya satu, apa yang bisa kita berikan, bukan apa yang kita harapkan,” tambahnya.
Burhanuddin menjelaskan bahwa prinsip tersebut berasal dari nasihat sang ayah yang mengatakan bahwa pemimpin bukan soal jabatan, tetapi tentang siapa yang akan tetap dikenang setelah jabatan itu hilang.
Ia juga menilai bahwa kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto menjadi contoh bagaimana pemimpin mampu menghadirkan kekuatan dan ketulusan dalam waktu yang bersamaan. Menurutnya, Prabowo berhasil membangun kedekatan dengan rakyat melalui sikap rendah hati dan kepedulian yang nyata.
“Pemimpin harus bisa diterima semua kalangan. Ketegasan Pak Prabowo sejalan dengan kasih sayang kepada rakyat. Beliau hadir memberikan harapan, bukan hanya program,” tegasnya.
Om Boer menegaskan bahwa masyarakat tidak semata-mata terpikat pada angka atau statistik dalam sebuah program karena rakyat membutuhkan pemimpin yang mampu mendengar dan memahami.
“Politik bukan soal siapa yang paling keras berbicara, tapi siapa yang paling tulus mendengarkan,” tutur dia.
Burhanuddin juga menyampaikan pesan untuk para generasi muda yang ingin menjadi bagian dari perubahan bangsa. Ia berpesan agar selalu mengutamakan nilai dan kontribusi dalam setiap langkah.
“Mulailah memberi nilai sebelum mencari pengakuan. Jangan takut berbeda selama perbedaan itu bermanfaat,” tandasnya. (E-4)


















































