Ilustrasi(BSI)
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mendorong peran usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sebagai tulang punggung ekonomi nasional. Salah satunya melalui konsistensi aksesibilitas terhadap segmen SME (Small Medium Enterprise). Segmen ini menjadi jembatan dari segmen mikro menuju segmen bisnis korporasi.
Hingga September 2025, pembiayaan SME BSI mencapai Rp22,94 triliun, naik 12,20% secara tahunan (year on year/yoy). Saat ini, lebih dari 15 ribu nasabah telah masuk dalam ekosistem pembiayaan tersebut. Sektor pertanian, perdagangan, pendidikan dan kesehatan masih mendominasi bisnis segmen SME
"BSI menegaskan peran sebagai bank syariah terbesar untuk berkontribusi aktif dalam pengembangan UMKM naik kelas hingga mapan," kata Direktur Retail Banking BSI, Kemas Erwan Husainy dalam keterangan resmi, Selasa (4/11).
Erwan menegaskan, pengembangan segmen SME yang sehat menjadi tantangan tersendiri bagi BSI terutama dari sisi peningkatan kapasitas nasabah maupun pengembangan usahanya. Untuk itu, BSI membangun strategi akselerasi segmen non-bankable, mikro hingga SME sehingga mampu bersaing. Yakni, melalui pemetaan usaha yang potensial, manajemen risiko yang tepat dan pengelolaan sektor-sektor produktif yang berkembang.
Erwan menambahkan, sejalan dengan penerbitan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No.19 Tahun 2025 terkait akses pembiayaan kepada UMKM, BSI terus mendorong akseptasi pembiayaan SME yang mudah dengan tetap memperhatikan Good Corporate Governance (GCG).
Untuk mengakselerasi pertumbuhan segmen SME tersebut, saat ini BSI berfokus pada pembiayaan modal kerja dan investasi mulai dari Rp500 juta sampai dengan Rp25 miliar. Terutama juga ekspansif dan agresif pada ekosistem value chain dari bisnis eksisting yang juga meningkat 88,04% secara year on year.
"Komitmen kuat ini sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan untuk terus berperan aktif mendukung pertumbuhan ekonomi, sejalan Asta Cita dan program nasional pemerintah," pungkas Erwan. (E-3)


















































