Gladi bersih Tes Kemampuan Akademik (TKA) nasional di SMA Negeri 3 Palembang pada Kamis (30/10/2025).(Antara)
PENGAMAT pendidikan sekaligus Rektor Institut Media Digital Emtek (IMDE), Totok Amin Soefijanto, menyoroti pelaksanaan Tes Kemampuan Akademik (TKA) yang semula bernama Asesmen Nasional (AN). Totok menilai, keberadaan TKA ini merupakan persoalan serius karena terkesan mendadak dan kurangnya informasi yang memadai dari pemerintah.
Menurut Totok Amin Soefijanto, minimnya penjelasan mengenai TKA, terutama terkait dengan materi dan tujuannya, telah menimbulkan keresahan di kalangan peserta didik dan orang tua. Keresahan ini semakin menjadi-jadi karena adanya isu di kalangan pendidik.
“Ini persoalan yang kelihatannya biasa dan rutin, tetapi sebenarnya serius, karena pemerintah tidak memberikan penjelasan yang cukup mengenai TKA ini, terutama materi dan tujuannya. Walaupun dibilang tidak ada pengaruh kepada kelulusan, tetap saja ini membuat anak didik dan orangtua nervous. Apalagi, di kalangan pendidik ada pembicaraan bahwa hasil TKA akan menentukan peluang diterima di PTN. Malah makin gelisah itu anak didik,” ungkapnya kepada Media Indonesia, Minggu (2/11).
Totok lebih lanjut menilai bahwa asesmen yang terlihat sederhana ini hendaknya diberikan gambaran proses dan tujuannya, terutama kepada orang tua yang biasanya lebih panik dari anaknya.
Selain masalah sosialisasi, kritikan utama Totok menyasar substansi dan tujuan TKA itu sendiri. Totok menegaskan tes untuk mengukur keberhasilan di perguruan tinggi memiliki karakter yang berbeda dengan tes untuk mengukur pemahaman siswa di bangku SMA.
“Di sisi substansi, ujian atau tes untuk mengukur keberhasilan di perguruan tinggi berbeda dari mengukur pemahaman anak didik selama studi di bangku SMA. Itu dua hal yang berbeda yang tidak bisa dicampur begitu saja,” tegas Totok.
Guna meminimalisasi kebingungan dan kekhawatiran publik, Totok menyarankan pemerintah untuk segera menjelaskan dengan baik apa itu TKA.
Selain itu, ia menyarankan agar pemerintah memastikan bahwa TKA tidak menjadi alat tes masuk ke PTN. Ia memperingatkan bahwa jika TKA dialihfungsikan menjadi alat seleksi masuk perguruan tinggi negeri, maka asesmen tersebut tidak akan mencapai tujuan utamanya, yaitu mengukur capaian pembelajaran anak didik. (Des/I-1)


















































