
DUA orang pencari loham asal Polandia menemukan artefak Perang Dunia II berupa pedang berusia hampir 2.000 tahun yang sengaja dipatahkan menjadi tiga bagian. Senjata ini kemungkinan merupakan persembahan pemakaman bagi seorang anggota suku Vandal yang gugur. Suku Jermanik terkenal karena menjarah Roma pada abad ke-5.
Pada Januari, dua pencari logam dari klub sejarah Inventum Association menemukan pedang ini di Jura, wilayah berbukit dan berhutan di Polandia selatan. Analisis awal yang dilakukan para ahli di Museum Czestochowa menunjukkan senjata ini adalah spatha bermata dua, sebuah pedang panjang yang paling umum digunakan prajurit berkuda Jermanik pada masa Kekaisaran Romawi. Dari abad ke-3 SM hingga abad ke-5 M, Polandia dihuni masyarakat budaya Przeworsk, yang mencakup suku Vandal.
"Pedang ini dimiliki oleh seseorang yang berpengaruh dari suku Vandal," ujar Mariusz Wludarz, presiden Inventum Association. "Pedang ini sengaja dipatahkan menjadi tiga bagian dalam upacara pemakaman sang prajurit dan ditempatkan di atas tumpukan kayu kremasi."
Senjata yang sengaja dirusak, seperti pedang yang ditekuk atau dipatahkan, mata pisau yang bergerigi, dan perisai yang dihancurkan, sering ditemukan di makam-makam budaya Przeworsk. Praktik ini mungkin berasal dari bangsa Kelt dan kadang disebut sebagai pengorbanan atau ritual penghancuran senjata.
"Saat ini, penelitian terhadap pedang ini masih berlangsung di Museum Czestochowa," kata Wludarz. Para anggota Inventum Association berencana untuk melakukan pencarian lebih lanjut di lokasi penemuan, yang sementara dirahasiakan selama analisis masih berlangsung.
"Setelah penelitian awal selesai, pedang ini akan menjalani proses konservasi dan kemungkinan besar akan dipamerkan di Museum Mokra," tambahnya. (Live Science/Z-2)