
RANTAI distribusi yang panjang dituding menjadi penyebab tingginya harga minyak goreng merek Minyakita. Hal itu juga yang membuat para pedagang menjual Minyakita di atas harga eceran tertinggi (HET).
“Jadi memang sesuai ketentuan, harga eceran tertinggi Minyakita itu ditetapkan Rp 15.700. Tapi di lapangan ditemukan pedagang yang menjual di atas harga eceran tertinggi. Ada yang Rp 16 ribu, ada yang Rp 17 ribu,” tutur Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perdagangan dan Perindustrian (DKUKMPP) Kota Cirebon, Iing Daiman, Rabu (12/3).
Tingginya harga minyak goreng merek Minyakita, lanjut Iing, diantaranya disebabkan permintaan yang cukup tinggi di bulan Ramadan ini sementara pihaknya mendapatkan laporan bahwa suplainya juga agak berkurang. “Selain itu rantai distribusinya juga terlalu panjang,” tutur Iing.
Sebenarnya Iing berharap, pedagang saat menjual ke konsumen jangan terlalu banyak mengambil untung. Namun memang, Iing pun mengakui di masing-masing titik rantai distribusi mereka mengambil keuntungan.
Dalam waktu dekat, kata dia, Pemkot Cirebon bersama dengan TPID dan Satgas Pangan tengah menyusun jadwal monitoring ke lapangan untuk mendapatkan data ketersediaan Minyakita di lapangan. “Hingga kini kita belum mendapatkan indikasi penimbunan di Kota Cirebon,” tutur Iing.
Selanjutnya untuk menjaga inflasi dan daya beli masyarakat, dalam waktu dekat Pemkot Cirebon melalui DKUKMPP akan melakukan operasi pasar bersubsidi (Opadi). Opadi akan digelar di 4 kelurahan di Kecamatan Kejaksan. Produk pangan yang dijual mulai dari beras, tepung, minyak goreng dan lainnya yang semuanya dijual dengan harga subsidi dari pemerintah Provinsi Jabar. “Selain itu, GPM juga masih akan digelar dan Jumat nanti kita akan menggelar UMKM klemprakan,” tutur Iing. (H-4)