Pameran Foto 'Sing Penting Madhang' Gambarkan Kebutuhan Manusia untuk Bertahan Hidup

14 hours ago 5
Pameran Foto 'Sing Penting Madhang' Gambarkan Kebutuhan Manusia untuk Bertahan Hidup Foto yang dipamerkan dalam pameran foto ‘Sing Penting Madhang’ (yang penting makan), Kisah Orang-orang Bertahan Hidup di Tengah Himpitan Ekonomi.(MI/Ardi Teristi Hardi)

GAMBAR Prabowo Subianto dan Joko Widodo yang sedang duduk bersama menjadi salah satu bingkai yang dipajang di bagian depan. Foto yang dipotret oleh Wawan H Prabowo tersebut diberi judul Prabowo Masuk koalisi Jokowi. 

Di bagian bawah ditulis keterangan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto yang jadi rivalnya di Pilpres 2019 makan siang bersama di restoran Sate Khas Senayan, FX, Jakarta Selatan, Sabtu (13/7/2019). Seperti diketahui, pada Pilpres 2019, Prabowo dan Jokowi bersaing ketat. Namun, pada 2020, Prabowo bergabung dalam Kabinet 

Selain peristiwa politik, Wawan juga menampilkan foto seri (photo story) berjudul, Menanam Padi Lokal di Bumi Ciptagelar. Foto seri tersebut terdiri atas tujuh buah foto yang menggambarkan tradisi tersendiri dalam memperlakukan padi. Setiap kali memulai tanam dan menuai padi, mereka menjalani prosesi ritual sebagai ungkapan doa dan wujud syukur kepada Yang Maha Kuasa. Setidaknya ada 12 kali prosesi ritual yang mengiringi perjalanan padi dalam setahun. 

Tradisi tersebut ditemui pada Jumat, 16 November 2012 lalu, saat masyarakat akan memulai menanam padi. Sebanyak 310 warga yang dipimpin oleh Abah Ugis bersama istrinya Emak Alit mengikuti proses: upacara melak pare atau menanam padi. 

Selain Wawan, ada pula Guntur Aga yang menampilkan foto yang menggambarkan anak-anak SD tengah duduk hendak menyantap makan bergizi gratis. Foto yang diberi judul Program Makan Gratis tersebut diambil di SD Sinduadi Timur, Sleman, pada 13 Januari 2025.

Sama dengan. Wawan, Guntur juga menampilkan foto seri, yang terdiri dari 5 buah foto, tentang sisi lain dari pembangunan jalan tol di DIY. Beberapa foto yang ditampilkan menggambarkan rumah yang sudah dibongkar, aktivitas memindah jenazah di pemakaman, hingga anak-anak yang tengah bermain sepak bola di samping proyek pembangunan. jalan tol.

Selain mereka, ada pula foto seri dari Ulet Ifansasti yang menampilkan tentang kerusakan lingkungan di Kalimantan. Misalnya, kebakaran yang menghanguskan hutan dan rumah-rumah warga pada Januari hingga September 2019. Ia juga menampilkan deforestasi untuk keperluan pengembangan kelapa sawit dan pertambangan. 

Sing penting madhang

Foto-foto tersebut merupakan sebagian yang dipamerkan dalam pameran foto ‘Sing Penting Madhang’ (yang penting makan), Kisah Orang-orang Bertahan Hidup di Tengah Himpitan Ekonomi. Sebanyak 126 foto hasil karya para anggota Pewarta Foto Indonesia (PFI) Yogyakarta dipamerkan dalam Pameran Fotografi Jurnalistik di Art Gallery Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) Universitas Gadjah Mada (UGM), 1-8 Mei 2025.

Ketua PFI Yogyakarta, Andreas Fitri Atmoko menyampaikan, pameran ini mencerminkan aspek fundamental dalam kehidupan, yakni kebutuhan untuk bertahan hidup dan terus melangkah di tengah kondisi yang tidak selalu ideal. PFI Yogyakarta ingin mengajak para pengunjung untuk bisa merenungi perjuangan masyarakat kecil serta berbagai realitas sosial yang menggambarkan bagaimana manusia bertahan dengan caranya masing-masing.

“Foto-foto ini bukan hanya bicara makan dalam arti harfiah tetapi juga menyiratkan perjuangan ekonomi, politik, budaya, hingga realitas pada tantangan zaman,” kata Andre. 

Andreas juga menekankan pentingnya peran pewarta foto sebagai perekam peristiwa penting dan penyampai informasi visual yang jujur serta berlandaskan etika jurnalistik. Menurut dia, pewarta foto merupakan “mata publik” yang bertugas menyampaikan fakta melalui karya foto yang berintegritas.

Sementara itu, budayawan Sindhunata mengatakan, foto-foto yang ditampilkan sekilas menceritakan kisah-kisah kemanusiaan. Menurut dia, masih banyak lagi, foto-foto jurnalistik yang bisa memberikan inspirasi bagi perasaan kemanusiaan kita. 

Ia mengapresiasi para pewarta foto yang masih terus sudi menjalankan tugasnya di tengah tantangan dan tawaran kemudahan media sosial dan Al, yang mungkin kurang peduli atau malah terbatas dalam menangkap nilai dan masalah-masalah kemanusiaan. "Paling tidak, pameran foto kali ini adalah bukti bahwa fotografi itu baik dan indah, karena fotofoto itu bisa menangkap dan membentangkan kemanusiaan dalam momen-momen yang dijumpai oleh rekan-reakan PFI," ungkap dia.

Foto-foto yang dipamerkan, lanjut dia, bisa mengajak kita untuk mendalami dan merefleksikan hal yang paling essensial dalam hidup kita, yakni madhang.

Ketua Pelaksana Pameran, Dwi Oblo Prasetyo menyampaikan, bahwa lokasi pameran, yang dulunya Gelanggang Mahasiswa UGM, merupakan tempatnya dan para mahasiswa UGM tumbuh dan berkembang semasa kuliah. Di tempat tersebut, para mahasiswa banyak berkreasi dan berkegiatan di luar ruang-ruang kelas perkuliahan.

Cerminan filosofi kehidupan

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, dalam sambutan yang dibacakan oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika DIY, Hari Edi Tri Wahyu Nugroho, menyampaikan, bagi masyarakat Jawa, makan bukan semata persoalan kebutuhan fisik, melainkan mencerminkan filosofi kehidupan yang menyeluruh. “Bagi masyarakat Jawa madhang bukan sekadar perkara perut, melainkan filosofi tentang hidup yang utuh,” terang dia

Di sisi lain, fotografi dinilai tidak hanya berfungsi sebagai media visual, tetapi juga sebagai bahasa universal yang mampu melampaui sekat-sekat budaya dan ideologi. Fotografi bisa disebut sebagai bentuk sastra visual yang memiliki kekuatan tersendiri. 

Dalam pameran kali ini, Pewarta Foto Indonesia (PFI) Yogyakarta juga mengadakan sejumlah acara pendukung yang memperkaya pengalaman pengunjung. Rangkaian kegiatan dimulai dengan Kuliah Umum Fotografi Jurnalistik yang digelar pada 2 Mei 2025 di UGM Shop, menghadirkan pembicara Oscar Motuloh, Dwi Oblo, dan Pamungkas WS. 

Selanjutnya, pada 3 Mei 2025, diselenggarakan Workshop Foto Story Jurnalistik di Art Gallery GIK UGM, dengan Ulet Ifansasti sebagai pemateri serta Wawan H Prabowo, Oka Hamied, dan Desi Suryanto sebagai mentor. Kegiatan terakhir dalam rangkaian ini adalah pemutaran dan diskusi film dokumenter Before You Eat yang berlangsung pada 6 Mei 2025 di Art Gallery GIK UGM. (AT/M-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |