Ilustrasi mobil listrik menabrak pintu kaca lobi Tjokro Hotel Klaten.(Dok. Freepik)
INSIDEN mobil listrik yang menabrak pintu kaca lobi Tjokro Hotel Klaten pada Rabu (22/10) telah menarik perhatian luas dan memunculkan berbagai spekulasi mengenai penyebabnya.
Sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan bahwa kendaraan yang terlibat adalah MG ZS EV dengan pelat nomor F. Mobil tersebut melaju dengan kecepatan tinggi hingga menghantam pintu kaca lobi sebelum akhirnya berhenti di area pembatas dalam hotel.
Yannes Martinus Pasaribu, pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung, mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang mungkin menjadi pemicu insiden ini, mulai dari kesalahan pengemudi (human error) hingga kemungkinan gangguan teknis pada sistem kendaraan.
“Kesalahan pengemudi bisa jadi faktor utama, seperti keliru menginjak pedal gas. Mobil listrik memiliki karakter torsi instan yang membuatnya melaju dengan cepat hanya dengan sedikit tekanan pada pedal gas, terutama jika pengemudi tidak terbiasa atau panik saat menghadapi respons kendaraan yang berbeda dengan mobil konvensional,” jelas Yannes dikutip dari Antara, Kamis (23/10).
Namun, ia juga mengingatkan bahwa kemungkinan malfungsi teknis tak bisa dikesampingkan. Bisa jadi terjadi kerusakan pada komputer mobil, masalah pada sistem sensor, elektronik, pedal, sistem kabel (wiring), motor listrik, atau perangkat lunak (software) yang menyebabkan kendaraan tidak merespons dengan baik.
“Penyebab pasti dari insiden ini hanya dapat dipastikan setelah dilakukan pemeriksaan teknis menyeluruh oleh pihak berwenang dan produsen kendaraan,” tambahnya.
Yannes juga menekankan pentingnya pemahaman mengenai perbedaan mendasar antara mobil listrik dan mobil berbahan bakar konvensional (ICE). Bagi pengemudi baru, transisi ini bisa jadi tantangan.
“Mobil listrik hanya menggunakan satu gigi dan memberikan torsi instan begitu pedal gas diinjak. Sebaliknya, mobil ICE memerlukan perpindahan gigi untuk menyalurkan tenaga sesuai kecepatan. Oleh karena itu, pengemudi mobil ICE harus beradaptasi dengan pola akselerasi yang berbeda ketika mulai mengemudikan BEV,” jelas Yannes.
Hingga saat berita ini dikutip dari Antara, sumber belum memperoleh klarifikasi lebih lanjut dari MG Motor Indonesia mengenai insiden ini. Hingga berita ini diterbitkan, belum ada respons dari pihak pabrikan. (Ant/Z-10)


















































