Pahami HIV dan AIDS: Cara Penularan, Pemeriksaan, dan Pencegahan yang Tepat

3 hours ago 1
 Cara Penularan, Pemeriksaan, dan Pencegahan yang Tepat Ilustrasi(Dok Ist)

HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired Immuno-Deficiency Syndrome) hingga kini masih menjadi masalah kesehatan global yang membutuhkan perhatian serius. Virus HIV menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, dan tanpa pengobatan dapat berkembang menjadi AIDS, yaitu kondisi ketika sistem imun melemah parah hingga tubuh sulit melawan infeksi dan penyakit lain.

Dilansir dari laman Kemenkes, untuk mengendalikan penyebaran virus ini, masyarakat perlu memahami cara penularan, pentingnya pemeriksaan, serta langkah-langkah pencegahan yang efektif.

Pemeriksaan HIV menjadi langkah krusial dalam mendeteksi infeksi sejak dini. Ada dua metode utama yang digunakan, yaitu pemeriksaan serologis dan pemeriksaan virologis. Pemeriksaan serologis digunakan untuk mendeteksi antibodi anti-HIV dalam darah. Pemeriksaan ini dapat dilakukan sejak usia 18 bulan ke atas, dan hasil dianggap positif jika tiga jenis reagen berbeda menunjukkan hasil reaktif. 

Sementara itu, pemeriksaan virologis digunakan untuk mengukur jumlah serta aktivitas virus HIV (viral load) di dalam darah. Hasil pemeriksaan ini menjadi acuan penting bagi dokter dalam memantau efektivitas terapi antiretroviral (ARV).

Deteksi dini memungkinkan penderita segera mendapatkan pengobatan ARV agar virus dapat ditekan dan tidak menular ke orang lain.

HIV dapat menular melalui beberapa cara, seperti hubungan seksual tanpa kondom (baik anal maupun vagina), transfusi darah atau transplantasi organ dari orang yang terinfeksi, penggunaan jarum suntik yang tidak steril, serta penularan dari ibu ke bayi saat kehamilan, persalinan, atau menyusui.

Namun, HIV tidak menular melalui aktivitas sehari-hari seperti bersalaman, berpelukan, menggunakan peralatan makan bersama, berenang di kolam umum, atau gigitan nyamuk. Tinggal serumah dengan orang dengan HIV (ODHIV) pun tidak menimbulkan risiko penularan.

Upaya pencegahan HIV dapat dilakukan dengan berbagai cara yang saling melengkapi. Tidak melakukan hubungan seksual berisiko serta memperkuat kesadaran tentang HIV, terutama bagi kelompok rentan seperti pekerja seks, pengguna narkoba suntik, dan masyarakat di wilayah dengan angka kasus tinggi, merupakan langkah awal yang penting. 

Penggunaan kondom secara konsisten dapat mencegah penularan HIV dan penyakit menular seksual lainnya. Sirkumsisi atau sunat pada laki-laki juga terbukti menurunkan risiko penularan HIV.

Selain itu, menghindari penggunaan narkoba suntik dan memastikan seluruh peralatan medis, termasuk jarum suntik dan darah transfusi, steril dan aman sangat penting untuk dilakukan. 

Edukasi publik tentang HIV harus terus digencarkan untuk menghapus stigma terhadap ODHIV, menumbuhkan empati, serta meningkatkan pemahaman tentang pentingnya pengobatan ARV dan kepatuhan minum obat untuk menekan viral load.

Memahami HIV bukan hanya soal mencegah penularan, tetapi juga tentang menghormati hak dan martabat penderita. Dukungan sosial, akses pengobatan, dan edukasi yang berkelanjutan menjadi kunci dalam menekan laju penyebaran virus ini dan memastikan semua orang hidup sehat tanpa diskriminasi. (H-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |