
PSIKOLOG Klinis Forensik lulusan Universitas Indonesia Kasandra Putranto mengungkapkan peranan penting orangtua agar mencegah anak dari pola bermain gim online yang tidak sehat dan menyebabkan kecanduan.
Dia menyebutkan beberapa hal yang dapat dilakukan orangtua dalam mencegah anak kecanduan gim online, di antaranya menetapkan batasan waktu bermain yang konsisten dan memantau tanda kecanduan gim online.
"Tetapkan batasan waktu bermain yang jelas dan konsisten. Orangtua harus menetapkan jadwal harian untuk bermain gim, misalnya membatasi
1-2 jam per hari, dan menggabungkannya dengan aturan istirahat minimal 5 menit setiap 45-60 menit bermain untuk mencegah kelelahan mata dan ketergantungan," kata Kasandra, Senin (13/10).
Tidak hanya soal batasan waktu, dia juga menyarankan agar perangkat gim sebaiknya tidak disimpan di kamar tidur anak sehingga memudahkan pengawasan orangtua serta tidak mengganggu waktu istirahat anak.
Menurut psikolog yang juga Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) DKI Jakarta itu, orangtua juga perlu menerapkan pengawasan yang bersifat aktif dan bukan membatasi serta menambahkan diskusi terbuka soal pengalaman buah hati saat bermain gim di ruang digital.
"Ini membantu orangtua memahami dampak peer pressure dan mengajarkan anak tentang regulasi diri, seperti mengenali tanda-tanda kecanduan, misalnya anak mengabaikan tugas sekolah atau teman nyata. Fokus pada kualitas interaksi dari pada membatasi waktu dengan ketat," ujar Kasandra.
Langkah selanjutnya, sambung dia, setelah diskusi dilakukan, ajak anak untuk menyiapkan aturan yang disepakati bersama terkait dengan kebiasaan bermain gim.
Selain mengajarkan anak untuk mengelola tanggung jawabnya secara mandiri, cara tersebut juga dapat menjadi ruang bagi anak untuk memahami bahwa ada konsekuensi yang harus ditanggung apabila aturan itu dilanggar.
Tidak hanya menciptakan pola bermain gim secara bersama-sama, menurut dia, agar lebih efektif mencegah anak mengalami kecanduan gim, orangtua juga dapat mengenalkan anaknya dengan kegiatan di luar hal-hal yang serba digital.
Dengan mendorong anak berinteraksi di ruang nyata dan tidak terbatas di layar gawai, orangtua membantu anak memiliki ketahanan emosional yang lebih baik.
"Ini membantu anak membangun ketahanan emosional dan mengurangi ketergantungan pada gim sebagai sumber hiburan utama. Berikan penghargaan untuk kegiatan non-layar agar anak termotivasi," tutur Kasandra.
Terakhir, apabila anak memang memiliki kecenderungan menghabiskan banyak waktu untuk bermain gim di gawai, orangtua perlu memantau tanda-tanda kecanduan.
Biasanya, kecanduan gawai, termasuk gim online, ditandai dengan perubahan perilaku anak, penurunan prestasi sekolah, atau kurangnya
minat pada interaksi sosial di ruang nyata.
"Jika muncul gejala kecanduan, konsultasikan dengan psikolog anak atau ikuti program dukungan untuk membangun gaya hidup seimbang. Dengan menerapkan peran ini secara konsisten, orang tua dapat membantu anak menikmati manfaat gim sambil menjaga kesehatan mental dan sosial mereka. Mulailah dari usia dini untuk membentuk kebiasaan sehat," tutup Kasandra. (Ant/Z-1)