
KALANGAN pengusaha di Kabupaten Bandung menyambut baik operasi antipremanisme yang dilakukan Polresta Bandung. Aksi premanisme selama ini menimbulkan kekhawatiran para pelaku usaha.
"Kami mengapresiasi langkah cepat dan tegas Polresta Bandung dalam menjaga keamanan, khususnya menggelar operasi pemberantasan aksi premanisme. Tindakan preventif kepolisian berdampak positif terhadap dunia usaha dan iklim investasi di Kabupaten Bandung," ungkap Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Bandung Willy Kurniawan.
Menurut dia, keberadaan polisi di lapangan mampu memberikan rasa aman secara langsung kepada para pelaku usaha. Selama ini mereka merasa resah dengan maraknya aksi premanisme.
Keamanan, lanjutnya, merupakan faktor utama yang menentukan keberlangsungan investasi dan aktivitas ekonomi.
“Kami sangat mengapresiasi komitmen Polresta Bandung yang terus hadir memberikan rasa aman bagi pelaku usaha. Keamanan adalah pondasi utama dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif,” tandasnya.
Sementara itu, Kapolresta Bandung Komisaris Besar Aldi Subartono menyatakan untuk pemberantasan aksi premanisme pihaknya memperkuat patroli di kawasan usaha dan industri demi menjamin keamanan masyarakat dan investor.
Dalam empat bulan terakhir, Polresta Bandung telah menindak 179 kasus premanisme. Dari jumlah itu 112 kasus diungkap dan 44 pelaku ditahan. Dua kasus di antaranya merupakan anggota ormas.
Secara khusus, pihaknya juga melakukan operasi penertiban premanisme di kawasan industri Kahatex, Rancaekek, Kabupaten Bandung. Hasilnya, 142 orang ditangkap.
“Kami hadir memberikan rasa aman kepada pelaku industri, pelaku usaha, dan karyawan yang pulang malam,” ujarnya.
Sebelumnya, di Jawa Barat, Kapolda Inspektur Jenderal Rudi Setiawan menyatakan sudah menangkap 145 pelaku premanisme dalam Operasi Pekat II Lodaya 2025. Sebanyak 36 pelaku merupakan target operasi yang telah ditetapkan, sedangkan 109 lainnya merupakan pelaku nontarget.
"Dari tangan pelaku premanisme, kami menyita 42 senjata tajam, satu airsoft gun, 15 sepeda motor, empat mobil, delapan ponsel, 46 dokumen, serta uang tunai Rp1,3 juta," paparnya.
Untuk memberantas premanisme, Polda Jabar melibatkan 935 personel, terdiri atas 185 personel Polda dan 750 personel wilayah. (SG/E-4)