Ilustrasi(Freepik.com)
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi El Tari Kupang mengimbau masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem selama sepekan ke depan.
Saat ini sebagian besar wilayah NTT tengah memasuki masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan atau pancaroba.
Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, Sti Nenot’ek, menjelaskan hasil pemantauan menunjukkan suhu muka laut di wilayah NTT berkisar antara 28–30 derajat celciu dengan anomali antara -0,5 derajat celcius hingga +2,0 derajat celcius.
Kondisi tersebut mendukung peningkatan penguapan yang dapat memicu terbentuknya awan hujan.
“Selain itu, aktivitas gelombang Madden Julian Oscillation (MJO) yang masih aktif serta suhu anomali permukaan laut positif menyebabkan potensi hujan ringan hingga sedang, disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat di sejumlah wilayah NTT,” kata Sti lewat keterangan tertulis, Jumat (31/10).
BMKG juga mencatat tekanan udara di wilayah Indonesia umumnya berkisar antara 1012–1014 hPa, sementara arah angin di NTT bergerak dari Timur ke Barat Laut dengan kecepatan 10–40 kilometer per jam. Suhu udara diperkirakan berada di rentang 17-36 derajat celcius dengan kelembaban 40–95%.
Peringatan Dini
BMKG mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap angin kencang kering yang dapat memicu kebakaran hutan dan lahan.
Hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang yang berpotensi menimbulkan banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, dan kerusakan fasilitas umum.
Selain itu, sambaran petir, dengan imbauan agar masyarakat tidak berlindung di bawah pohon, menjauhi tiang listrik, kolam, dan sungai, serta mematikan alat elektronik saat hujan petir.
Sti Nenot’ek minta masyarakat yang hendak merencanakan kegiatan operasional di luar ruangan diimbau untuk berkonsultasi dengan Stasiun Meteorologi El Tari Kupang guna memperoleh pembaruan prakiraan cuaca terkini.
“Kondisi cuaca bisa berubah dengan cepat pada masa pancaroba. Kami imbau masyarakat untuk tetap waspada dan memperhatikan informasi resmi dari BMKG,” jelasnya. (H-2)


















































