Gus Falah.(dok. istimewa.)
TOKOH muda Nahdlatul Ulama (NU) Nasyirul Falah Amru mendesak Chairul Tanjung selaku pendiri dan pemilik CT Corp, mendatangi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), dan menemui Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf untuk memohon maaf.
Tokoh yang akrab disapa Gus Falah itu menegaskan Chairul Tanjung harus meminta maaf pada para ulama dan umat Islam atas penistaan pesantren yang dilakukan Trans7.
Untuk diketahui, Chairul Tanjung adalah pendiri dan pemilik konglomerasi besar bernama CT Corp yang membawahi berbagai lini bisnis, salah satunya media. Di sektor media, melalui anak perusahaan Trans Media, CT Corp mengelola berbagai stasiun televisi, salah satunya Trans 7 yang melalui tayangan program 'Expose Uncensored' dinilai menistakan pesantren dan kiai.
"Tayangan Trans 7 itu jelas-jelas menistakan kiai dan marwah pesantren. Sudah seharusnya pak Chairul Tanjung meminta maaf kepada ulama dan umat dengan sowan ke kiai Yahya selaku Ketum PBNU," tegas Gus Falah, Rabu (15/10).
Gus Falah yang juga salah satu pengurus di PBNU itu melanjutkan, dengan menyinggung Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, tampak bahwa lini bisnis media CT Corp sangat miskin wawasan tentang sejarah dan budaya pesantren.
Gus Falah menyesalkan, sebagai media yang dimiliki tokoh sekaliber Chairul Tanjung, Trans7 tidak memiliki adab dalam penyiaran atau publikasi konten. Sehingga, kini Chairul Tanjung harus ikut bertanggung jawab atas penistaan yang dilakukan Trans7.
"Sebagai panglima tertinggi dalam konglomerasi itu, tentu pak Chairul Tanjung harus bertanggung jawab atas penistaan pesantren dan kiai yang dilakukan salah satu medianya," tegas Gus Falah
"Ini pelajaran bagi semua pihak, bukan hanya insan media, bahwa sikap hormat dan adab harus dijaga pada para ulama. Jangan sembarangan produksi konten, bila tak mengerti sepenuhnya tentang apa yang diproduksi," pungkas Gus Falah, yang juga putra dari ulama NU, KH Amru Al Mu’tasyim itu. (Cah/P-3)


















































