Ilustrasi(MI/Nurul Hidayah)
BADAN Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia pada tahun 2025 mencapai 75,90, yang menempatkannya dalam kategori tinggi.
"Angka ini naik 0,88 poin dari tahun 2024 yang sebesar 75,02," ucap Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (5/11).
Menurut BPS, pencapaian tersebut didorong oleh peningkatan di sejumlah indikator utama pembentuk IPM. Salah satunya adalah Umur Harapan Hidup (UHH) saat lahir, yang kini mencapai 74,47 tahun. Angka tersebut menunjukkan bahwa bayi yang lahir pada tahun ini diperkirakan dapat hidup hingga usia rata-rata 74,47 tahun, atau meningkat 0,32 tahun dibandingkan 2024.
BPS menjelaskan bahwa kenaikan UHH mencerminkan peningkatan taraf kesehatan masyarakat. Kondisi ini dipengaruhi oleh bertambahnya kesadaran melahirkan di fasilitas kesehatan, penggunaan air minum layak, serta akses layanan kesehatan yang semakin baik.
Sementara itu, Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) untuk penduduk berusia 25 tahun ke atas tercatat 9,07 tahun, setara dengan tingkat pendidikan kelas tiga SMP. Angka ini naik 0,09 tahun dibandingkan tahun sebelumnya.
Kenaikan juga terlihat pada Harapan Lama Sekolah (HLS) yang mencapai 13,3 tahun, meningkat 0,22 tahun dibandingkan 2024. Artinya, anak-anak Indonesia yang berusia tujuh tahun diproyeksikan dapat menempuh pendidikan hingga setara tahun kedua perkuliahan.
BPS menilai, peningkatan HLS dan RLS menunjukkan perbaikan pada fasilitas, akses pendidikan, serta meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan.
Dari sisi ekonomi, pengeluaran riil per kapita per tahun yang disesuaikan mencapai Rp12,8 juta, atau naik Rp461 ribu dibandingkan tahun 2024. Indikator ini menggambarkan rata-rata konsumsi tahunan masyarakat berdasarkan harga konstan tahun 2012, dengan wilayah rujukan Jakarta Selatan.
Secara spasial, Papua Pegunungan menjadi provinsi dengan IPM terendah yaitu 54,91 (kategori rendah), sedangkan DKI Jakarta mencatat IPM tertinggi dengan 85,05 (kategori tinggi). Jawa Barat menjadi daerah dengan peningkatan IPM terbesar, naik 0,98 poin, sementara Papua Tengah mencatat kenaikan terendah yaitu 0,39 poin.
Dari sisi klasifikasi, terdapat tiga provinsi yang masuk kategori sangat tinggi (80 ke atas), 30 provinsi berada pada kategori tinggi, empat provinsi berkategori sedang, dan satu provinsi tergolong rendah.
"Terdapat provinsi yang mengalami peningkatan status IPM-nya pada tahun 2025, yaitu Provinsi Kepulauan Riau mengalami peningkatan status dari IPM tinggi menjadi sangat tinggi, kemudian Papua Barat Daya mengalami peningkatan status pembangunan atau IPM dari sedang menjadi tinggi," ungkap Moh. Edy.


















































