Musim Dingin Datang, Rajutan tak Lagi Hanya Soal Gaya

2 hours ago 3
Musim Dingin Datang, Rajutan tak Lagi Hanya Soal Gaya Pengenalan koleksi baru jenama asal Jepang, Uniqlo x JW Anderson.(MI/Gana Buana)

DALAM pengenalan koleksi Uniqlo x JW Anderson Fall/Winter 2025 di South Quarter Dome 2, Jakarta Selatan, Uniqlo menyoroti pengembangan bahan rajut atau knitwear yang menjadi elemen utama dalam koleksi terbarunya. Kolaborasi kedelapan antara Uniqlo dan desainer asal Inggris Jonathan Anderson ini menghadirkan pendekatan baru terhadap busana musim dingin yang disesuaikan dengan kebutuhan iklim tropis.

PR & KOL Uniqlo Indonesia, Nindita Putri Nurani, menjelaskan bahwa karakter koleksi kali ini terletak pada variasi bahan knit yang lebih kaya serta desain yang tetap ringan dan fungsional. Menurutnya, meskipun membawa tema Fall/Winter, Uniqlo tetap mempertimbangkan kenyamanan pengguna di Indonesia.

“Semua bahan knit kami disesuaikan agar tetap nyaman digunakan sehari-hari, terutama di ruang ber-AC atau suasana indoor,” ujarnya.

Uniqlo dikenal memiliki empat tipe utama material knit, yaitu Souffle Yarn, Merino Wool, Cashmere, dan Milano Rib Merino. Keempat jenis bahan tersebut juga hadir dalam koleksi JW Anderson kali ini dengan karakteristik yang berbeda-beda.

Nindita menyebut bahwa masing-masing bahan menawarkan tingkat ketebalan dan tekstur yang dapat menyesuaikan kebutuhan. Souffle Yarn memberikan sensasi lembut namun ringan, Merino Wool terasa halus dan lentur untuk pemakaian harian, Cashmere menawarkan kelembutan premium, sementara Milano Rib Merino memiliki struktur yang lebih padat dan tampilan rapi.

“Fungsi dasarnya tetap sama, yaitu memberikan kehangatan, tapi perbedaannya ada pada ketebalan dan tekstur. Pemakai bisa menyesuaikan bahan sesuai suhu dan aktivitasnya,” jelas Nindita.

Ia menambahkan, Jonathan Anderson terlibat langsung dalam proses pemilihan bahan dan sketsa desain. Hasilnya, potongan busana yang dihadirkan tetap mempertahankan karakter Uniqlo yang fungsional, dengan sentuhan artistik khas Anderson seperti siluet boxy, cropped, dan permainan warna pop yang menjadi ciri khasnya.

Selain memperkenalkan ragam material, Uniqlo juga menekankan pentingnya pemahaman cara perawatan knitwear. Nindita menjelaskan bahwa hampir seluruh produk knit dapat dicuci menggunakan mesin, namun tetap perlu memperhatikan label perawatan yang disertakan di setiap pakaian.

“Beberapa bahan seperti cashmere membutuhkan perlakuan khusus. Disarankan menggunakan mode lembut dan suhu rendah, serta mengeringkannya di permukaan datar agar bentuknya tidak berubah,” katanya.

Koleksi Uniqlo x JW Anderson Fall/Winter 2025 bukan sekadar memperkenalkan desain baru, tetapi juga mengedukasi konsumen mengenai nilai dan ketahanan pakaian berbahan knit. Dalam konteks iklim tropis, variasi material ini memberikan pilihan bagi pengguna untuk tetap bergaya sekaligus mempertahankan kenyamanan.

“Pada dasarnya, kami ingin menghadirkan pakaian hangat yang tetap relevan untuk aktivitas harian,” tutup Nindita.

Desainer Jonathan Anderson menuturkan, “Koleksi musim ini menghadirkan pembaruan pada gaya musim dingin khas Inggris dengan tampilan yang mudah dipadupadankan dan nuansa ceria yang universal. Selain menampilkan item ikonik JW Anderson seperti utility jacket dan poncho, koleksi ini juga memperkenalkan pilihan warna hangat baru pada jeans dan oxford shirt andalan.”

Lewat kolaborasi ini, Anderson menuangkan keahliannya dalam mengolah kontras antara tradisi dan modernitas. Sementara pihak Jepang membawa teknologi LifeWear yang menjamin kenyamanan tanpa kompromi. Setiap item menjadi refleksi British charm yang manis, dikemas dalam busana sehari-hari yang tetap cocok untuk iklim tropis sekalipun. (Z-10)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |