Mumi Bayi Harimau Bergigi Pedang Ditemukan di Siberia: Jejak Langka Predator Zaman Es

1 month ago 11
 Jejak Langka Predator Zaman Es Harimau bergigi pedang(Doc Net Geo )

HARIMAU bergigi pedang merupakan predator legenda dari zaman es yang menarik perhatian karena misterinya. Kini para peneliti telah menemukan mumi bayi harimau gigi pedang di Siberia.

Usianya diperkirakan antara 35.000 hingga 37.000 tahun berdasarkan uji radiokarbon pada wol yang masih awet. Penemuan ini berasal dari masa ketika mammoth dan bison stepa masih menghuni bumi.

Tim yang dipimpin oleh Alexey V. Lopatin dari Institut Paleontologi Borissiak, Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia, mengidentifikasi spesimen tersebut sebagai Homotherium latidens. 

Mumi itu sangat terawat, bantalan kumis, cakar, dan kontur wajah masih tampak jelas, memungkinkan perbandingan detail antara jaringan lunak dan tulang. Temuan ini membuka pintu untuk memahami anatomi serta gaya hidup predator yang telah punah ini.

Harimau bergigi pedang bukanlah kerabat langsung harimau modern. Mereka memiliki gigi taring panjang melengkung hingga tujuh inci, ideal untuk memberikan gigitan presisi pada mangsanya.

Tubuh mereka berotot dengan kaki yang relatif pendek, menjadikannya pemburu tangguh hewan besar seperti bison dan mammoth. 

Namun, sekitar 10.000 tahun lalu, spesies ini punah akibat perubahan iklim. Kondisi tersebut membuat hilangnya habitat, dan berkurangnya sumber mangsa.

Permafrost Siberia melestarikan tubuh bayi Homotherium ini dengan luar biasa. Bagian depan tubuhnya masih memiliki bulu yang tebal, kulit serta struktur kakinya pun utuh. 

Wajah harimau ini juga berbeda dari anak singa modern. Moncongnya lebih pendek dan dalam, telinganya kecil serta terletak rendah di kepala, dan lehernya tampak kekar, menunjukkan perkembangan otot sejak usia dini. 

Tim peneliti menggunakan pemindaian CT untuk meneliti bagian dalam tubuh tanpa merusaknya. Dari hasil ini, terungkap bahwa ciri-ciri khas Homotherium—seperti otot leher kuat dan rahang lebar, sudah muncul sejak dini.

Kaki depan bayi ini memiliki bantalan lebar berbentuk hampir persegi. Berbeda dengan bantalan oval pada anak singa. Bentuk tersebut membantu mendistribusikan berat tubuh agar dapat bergerak stabil di atas salju dan permukaan licin. 

Sementara itu, bentuk telinga kecil dan rendah berfungsi mengurangi kehilangan panas. Sedangkan bulu padat dan otot leher kuat mendukung gaya hidup harimau gigi pedang di kawasan terbuka yang dingin.

Penemuan ini adalah catatan pertama mumi Homotherium latidens di Asia. Meski sama-sama bertaring panjang, Homotherium berbeda dengan Smilodon—spesies bertaring pedang yang lebih terkenal. 

Homotherium memiliki gigi taring lebih pendek dan tubuh lebih ramping, sedangkan Smilodon bertubuh lebih berat dan berburu dengan cara menyergap. Mumi ini menunjukkan bahwa ciri-ciri khas tersebut telah terbentuk bahkan sejak usia sangat muda.

Selain memperluas pemahaman tentang persebaran Homotherium di Eurasia, penemuan ini juga menegaskan pentingnya situs permafrost dalam memetakan kembali kehidupan fauna zaman es. 

Tidak seperti mumi mammoth atau badak berbulu yang sering ditemukan, mumi kucing merupakan temuan yang sangat langka. Melalui kombinasi pelestarian alami dan teknologi modern, mumi bayi harimau bertaring pedang ini memberikan gambaran baru tentang evolusi dan adaptasi spesies tersebut. 

Sumber: earth.com

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |