Multidisiplin Tim Dinilai Penting Deteksi Kanker Payudara Stadium Awal, Tingkatkan Peluang Kesembuhan

1 week ago 15
Multidisiplin Tim Dinilai Penting Deteksi Kanker Payudara Stadium Awal, Tingkatkan Peluang Kesembuhan Ilustrasi(Dok MRCC)

MULTIDISIPLIN Tim (MDT) yaitu kolaborasi antara dokter bedah, dokter patologi, dokter radiologi, dokter umum, hingga perawat di Indonesia dinilai penting untuk bisa mendeteksi kanker payudara stadium awal sehingga meningkatkan peluang kesembuhan pasien.

Cara itu perlu dilakukan mengingat jumlah dokter di Indonesia masih terbatas dan belum merata di berbagai daerah sehingga perlu dibuat pedoman dan panduan di setiap rumah sakit.

"Kita tahu kanker ini, memerlukan paling pertama yakni pemeriksaan klinis yang baik, yaitu deteksi dini, dokternya, radiologi ada, patologinya sampai pemeriksaan molekuler yang idealnya, kemudian perawat sampai onkologis (dokter onkologi) lain, itulah dimaksud MDT."

"Ini bisa dibuat di setiap rumah sakit dan membuat panduan praktik ini yang cocok di rumah sakit tersebut, mudah-mudahan ini bisa tercapai semuanya," kata Dokter Spesialis Bedah Onkologi MRCCC Siloam Hospitals Semanggi Dr dr Denni Joko Purwanto SpB Subs Onk(K) dalam diskusi Early Breast Cancer (EBC) Academy of Excellences yang digelar PT Roche Indonesia Pharmaceutical bekerja sama dengan Siloam Hospitals.

Denni menambahkan peluang remisi atau kesembuhan pasien kanker payudara akan sangat tinggi bila ditemukan pada tahap stadium awal. Ia mencontohkan ada beberapa tipe kanker payudara yang bisa dicegah bila terindikasi kanker dengan berbagai metode pemeriksaan seperti core biopsi, vacuum assisted breast biopsy (VABB), hingga prosedur eksisi.

"Kita bisa mendapatkan angka-angka, misalnya hiperplasia atipikal (proses sel normal berubah jadi sel abnormal) itu akan menjadi kanker 14% dalam 5 hingga 10 tahun. Bayangkan sudah bisa cegah, berarti perempuan itu bisa terbebas. Lalu karsinoma duktal in situ (sel abnormal di saluran susu payudara), dengan stadium 0 sehingga bisa ketahuan, tentu angka sembuhnya hampir pasti 99%," jelas Denni.

Di sisi lain, Dokter Spesialis Patologi Anatomi MRCCC Siloam Hospital Semanggi dr Fajar Lamhot Gultom Sp PA menjelaskan pentingnya dokter umum memiliki pengetahuan dasar onkologi atau seputar kanker mengingat perawat dan dokter umum jadi petugas medis pertama yang ditemui pasien.

"Dokter umum dan perawat yang berada di ujung (awal bertemu pasien), bisa mengenali tanda-tanda benjolan yang dicurigai kanker atau tidak. Sehingga bisa memilah-milah kondisi pasien untuk segera periksa (lanjutan), hal seperti itu perlu diajarkan. Sehingga pemahaman dokter dan tenaga kesehatan lebih paham mengenali tumor atau benjolan cikal bakal kanker," papar Fajar.

Direktur MRCCC Siloam Hospitals Semanggi dr Dieta Parengkuan mengingatkan kanker payudara jadi kanker terbanyak pada perempuan di Indonesia. Ini sebagaimana data Globocan 2022, ada 66.271 atau 30,1% kasus dengan angka kematian 22.598 atau 9,3% akibat kanker payudara di Indonesia.

"Dengan kemajuan dari deteksi dini, pengobatan dari breast cancer ini jadi penting untuk diketahui karena angka breast cancer di Indonesia juga masih tertinggi pada perempuan, dan ini jadi perhatian juga untuk kami di MRCCC Siloam Hospitals sebagai rumah sakit khusus kanker. Dalam rangka Breast Cancer Awareness, kami terus menerus melakukan edukasi kepada awam atau tim medis," ungkap Dieta.

Sementara itu, Perwakilan PT Roche Indonesia Pharmaceutical Febby Ramaun mengungkapkan pentingnya kegiatan multidisiplin seperti EBC Academy Excellence untuk meningkatkan temuan kanker payudara stadium awal, dengan cara menekankan pemeriksaan komprehensif terhadap diagnosis dini.

Harapannya, penanganan dan perawatan kanker payudara bisa menambah angka harapan hidup dan memperbaiki kualitas hidup para pasien di Indonesia.

"EBC Academy Excellence juga sejalan dengan inisiatif World Health Organization (WHO) melalui Global Breast Cancer Initiative (GBCI). Inisiatif ini menekankan soal pentingnya diagnosis dini dan memiliki target untuk menurunkan angka kematian akibat kanker payudara sebesar 2,5% per tahun sehingga dapat menyelamatkan hingga 2,5 juta jiwa dalam dua dekade mendatang," jelas Febby. (H-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |