Mukjizat Hidup Oliver: Balita yang Kepala dan Tulang Belakangnya Terpisah Kini Bisa Bergerak Lagi

1 week ago 5
 Balita yang Kepala dan Tulang Belakangnya Terpisah Kini Bisa Bergerak Lagi Oliver Staub, balita yang selamat dari kecelakaan fatal, kini bisa bergerak lagi berkat operasi revolusioner.(Dok. People)

Kisah luar biasa datang dari seorang bocah berusia dua tahun, Oliver Staub, yang berhasil melawan segala kemungkinan medis. Saat berlibur bersama keluarganya di Meksiko, mobil yang mereka tumpangi ditabrak truk besar, mengakibatkan cedera fatal pada Oliver. Bahkan, dokter mengatakan bahwa luka yang dialaminya memungkinkan lagi untuk hidup.

Dilansir dari People, dua bulan setelah kecelakaan itu, berkat operasi revolusioner yang dipimpin oleh Ketua Bedah Saraf di University of Chicago Medicine, Mohamad Bydon, Oliver mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang luar biasa. Kini, ia perlahan bisa menggerakkan tangan dan kakinya. Dr. Bydon menyebut pemulihan Oliver sebagai sebuah “keajaiban medis.”

Kecelakaan yang Mengubah Segalanya

Peristiwa itu terjadi pada 17 April ketika keluarga Staub tengah berlibur di Meksiko, mengunjungi keluarga ibu mereka dari rumah mereka di Jerman. Ketika mobil minivan yang mereka tumpangi ditabrak truk lapis baja, situasi menjadi sangat buruk.

Ibu Oliver, Laura Staub-Garcia, mengalami cedera di kepala dan patah tulang lengan. Ayahnya, Stefan, patah tulang rusuk. Salah satu saudara kembar Oliver, Sebastian (5), hanya mengalami luka ringan, sementara kembarannya, Julian, selamat tanpa cedera.

Namun, kondisi Oliver jauh lebih parah. Ia ditemukan tak bernapas di kursi belakang, dengan posisi kepala yang sangat aneh.

“Saya pikir dia sudah meninggal,” kenang Stefan dengan haru.

Bibi Oliver yang berada di mobil belakang segera memberikan pertolongan pertama dengan CPR dan membawa Oliver ke rumah sakit. Di rumah sakit Meksiko City, dokter memberikan kabar yang sangat berat: Oliver hanya diperkirakan akan bertahan beberapa hari lagi.

“Kami menangis dan berpelukan. Kami bahkan sudah mulai memikirkan soal pemakamannya,” ungkap Laura.

Ketika rumah sakit menawarkan untuk mendonorkan organ Oliver, Laura tidak ragu.

“Oliver adalah anak paling ceria di dunia. Kami tahu jika dia bisa membantu orang lain, pasti dia akan senang,” kata Laura dengan tegar.

Namun, keajaiban mulai terjadi. Kondisi Oliver yang semula sangat buruk, tiba-tiba membaik. Meskipun dokter memprediksi ia akan lumpuh total seumur hidup, Oliver mulai menunjukkan kesadaran. Setelah 39 hari dirawat, ia diperbolehkan pulang dengan penyangga leher dan selang pernapasan.

“Dokter di Meksiko hampir kehilangan harapan. Namun, berkat ketelatenan orang tuanya, nyawa Oliver bisa bertahan,” ujar Bydon.

Perjuangan Menuju Operasi Ajaib

Laura tidak menyerah. Ia mencari dokter terbaik di seluruh dunia dan akhirnya menemukan Dr. Mohamad Bydon, yang dikenal berkat penelitiannya tentang pengobatan cedera tulang belakang menggunakan sel punca.

Saat dihubungi, Bydon berkata dengan jujur, ia mengatakan tidak bisa menjanjikan apa pun, tapi akan mencoba yang terbaik.
Namun, perjalanan dan perawatan di Chicago membutuhkan biaya yang sangat besar, mencapai lebih dari US$300.000 (sekitar Rp4,8 miliar).

Beruntung, nasib berpihak pada mereka. Yayasan milik pesepak bola Jerman Toni Kroos bersedia menanggung seluruh biaya perjalanan dan operasi, yang akhirnya totalnya melebihi US$1 juta (sekitar Rp16 miliar).

Pada 11 Juli, tim medis yang dipimpin oleh Bydon melakukan dua tahap operasi besar: menyambungkan tengkorak Oliver kembali ke tulang belakangnya dan merekonstruksi saraf tulang belakangnya. Operasi ini sangat berisiko, karena kehilangan darah sedikit saja bisa berakibat fatal pada anak sekecil Oliver.

Momen Ajaib: Oliver Mulai Bergerak

Beberapa hari setelah operasi, keajaiban kembali terjadi.

“Dia mulai menggerakkan tangan kanannya. Awalnya kami pikir itu hanya refleks. Namun, dia mulai menggenggam jari orang tuanya, kemudian menggerakkan kaki, bahkan bisa bernapas tanpa ventilator untuk beberapa waktu,” jelas Bydon.

Dr. Bydon menyebut pemulihan Oliver sebagai “keajaiban medis.” Biasanya, pihaknya hanya berharap pasien bisa menstabilkan lehernya. Tapi Oliver tidak hanya itu, dia bisa menggerakkan tubuhnya dan mulai merasakan ketika harus buang air kecil. Ini belum pernah terjadi sebelumnya.

Kembali ke Kehidupan yang Penuh Harapan

Kini, keluarga Staub tinggal di Michoacán, Meksiko, dan Oliver menunjukkan kemajuan luar biasa setiap harinya. Ia sudah bisa berbicara, bernyanyi, dan bercanda dengan keluarganya.

“Oliver suka memakai kacamata hitam dan meniup ciuman ke anjing-anjing tetangga,” cerita Laura dengan senyum.

Oliver juga senang menyanyikan lagu favoritnya dalam versi Jerman dari ‘She’ll Be Coming 'Round the Mountain’.

“Setelah selesai bernyanyi, dia akan berkata ‘Bravo!’ untuk dirinya sendiri,” tambahnya.

Akun Instagram yang dikelola oleh ayahnya kini telah memiliki lebih dari 100 ribu pengikut, banyak di antaranya yang terinspirasi oleh perjuangan dan semangat hidup Oliver.

Beberapa bulan lagi, dokter akan melepas penyangga lehernya. Orang tuanya berharap, suatu hari Oliver bisa bernapas tanpa alat bantu, bahkan mungkin bisa berjalan kembali.

“Oliver sudah menentang segala kemungkinan. Setiap kali kami merasa ada batas, dia terus membuktikan bahwa kami salah. Bagi Oliver, langit adalah batasnya,” kata Bydon.

Kisah Oliver Staub lebih dari sekadar keajaiban medis, ini adalah bukti nyata kekuatan cinta, harapan, dan tekad manusia. Dari seorang bayi yang dianggap mustahil melanjutkan hidup, kini Oliver menjadi simbol harapan bagi keluarga di seluruh dunia yang berjuang menghadapi hal-hal yang tampaknya mustahil. (People/Z-10)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |