Misteri Warna Merah Mars Terungkap: Peran Air dalam Pembentukan Karat Planet

2 weeks ago 16
 Peran Air dalam Pembentukan Karat Planet Para ilmuwan menemukan warna merah khas Mars kemungkinan berasal dari mineral ferrihidrit yang terbentuk di air dingin, bukan hematit seperti yang sebelumnya diyakini.(ESA)

MARS, dengan warna merah khasnya, telah lama dijuluki sebagai planet merah. Namun, penelitian terbaru mengungkap sumber warna tersebut mungkin berbeda dari teori yang selama ini dipercaya.

Sebagai salah satu planet yang paling banyak dipelajari di tata surya, Mars telah menjadi objek eksplorasi selama beberapa dekade. Data dari wahana antariksa mengindikasikan warna merah Mars berasal dari mineral besi berkarat yang terkandung dalam debu yang menyelimuti permukaannya. 

Sebelumnya, ilmuwan percaya bahwa besi di batuan Mars bereaksi dengan oksigen di atmosfer, membentuk hematit—sejenis oksida besi tanpa kandungan air yang diperkirakan terbentuk miliaran tahun setelah Mars kehilangan air permukaannya.

Namun, penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Communications menemukan warna merah Mars mungkin berasal dari ferrihidrit, mineral oksida besi yang mengandung air dan terbentuk dalam kondisi air dingin. Temuan ini dapat mengubah pemahaman ilmuwan tentang sejarah geologis dan iklim Mars, serta kemungkinan keberadaan kehidupan di masa lalu.

Menelusuri Komposisi Debu Mars

Para ilmuwan telah lama berupaya memahami komposisi oksida besi dalam debu Mars, karena hal ini dapat memberikan gambaran tentang kondisi lingkungan di masa lampau. Sayangnya, partikel debu Mars sangat kecil sehingga sulit untuk dikategorikan sebagai mineral sejati.

Briony Horgan, ilmuwan planet dari Purdue University, menjelaskan ada beberapa cara pembentukan oksida besi, baik melalui proses kering seperti oksidasi permukaan maupun melalui interaksi dengan air di tanah atau danau. Penelitian baru ini menunjukkan ferrihidrit mungkin terbentuk ketika air masih mengalir di permukaan Mars, sebelum planet ini mengalami pendinginan ekstrem.

Bukti dari Simulasi Debu Mars

Tim peneliti menggunakan data dari beberapa misi luar angkasa, termasuk Mars Express dari Badan Antariksa Eropa (ESA) serta wahana Curiosity, Pathfinder, dan Opportunity milik NASA. Kamera warna CaSSIS pada wahana Trace Gas Orbiter membantu mengidentifikasi ukuran dan komposisi partikel debu Mars, memungkinkan para ilmuwan mereplikasinya di laboratorium.

Debu Mars buatan ini kemudian dianalisis menggunakan spektrometer reflektansi dan sinar-X, teknik yang juga digunakan wahana antariksa saat mengorbit Mars. Hasilnya menunjukkan ferrihidrit lebih cocok dengan karakteristik debu Mars dibanding hematit, mengindikasikan planet ini mungkin "berkarat" lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya.

Implikasi untuk Sejarah Mars

Penemuan ini menambah bukti air mungkin pernah lebih melimpah di Mars dibanding yang diperkirakan sebelumnya. Ferrihidrit membutuhkan keberadaan air untuk terbentuk, yang berarti Mars dulunya memiliki lingkungan yang lebih mendukung kehidupan.

Para ilmuwan menduga ferrihidrit terbentuk sekitar 3 miliar tahun yang lalu, selama periode aktivitas vulkanik intens yang kemungkinan memicu pencairan es dan interaksi antara air serta batuan. Temuan ini juga mendukung dugaan debu Mars mengandung jejak lingkungan basah di masa lalu.

Masa Depan Penelitian Mars

Para peneliti berharap dapat mempelajari sampel debu Mars secara langsung melalui misi Mars Sample Return yang direncanakan NASA dan ESA. Wahana Perseverance telah mengumpulkan beberapa sampel yang berpotensi mengandung ferrihidrit, yang diharapkan dapat dikirim ke Bumi pada awal 2030-an.

Dengan memahami kapan dan di mana debu Mars terbentuk, para ilmuwan dapat memperoleh wawasan lebih lanjut tentang evolusi atmosfer planet mirip Bumi lainnya. Penelitian ini juga berpotensi membuka petunjuk baru tentang kemungkinan kehidupan mikroba yang pernah ada di Mars. (CNN/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |