
SEDIKITNYA sembilan pekerja amal tewas dan beberapa lainnya terluka dalam serangan Israel di Beit Lahia, Gaza utara, menurut Kantor Media Pemerintah wilayah tersebut. Insiden ini menjadi yang paling mematikan sejak gencatan senjata diberlakukan pada Januari.
Militer Israel menyatakan mereka menargetkan "teroris" yang beroperasi di wilayah tersebut dan kemudian berusaha mengambil kembali sebuah drone.
Kementerian Kesehatan Gaza mengonfirmasi sembilan orang tewas. Beberapa korban, termasuk yang mengalami luka kritis, dibawa ke Rumah Sakit Indonesia di Gaza.
Direktur Jenderal Kantor Media Pemerintah Hamas, Ismail Thawabta, menyebut serangan tersebut sebagai "pembantaian mengerikan" yang menewaskan sembilan pekerja amal yang sedang menjalankan misi kemanusiaan di tempat penampungan dan pusat pengungsian.
"Menargetkan warga sipil tak bersenjata, terutama mereka yang memberikan bantuan kemanusiaan kepada para pengungsi dan tunawisma, merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan kemanusiaan," tambahnya.
Sementara itu, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan mereka telah menargetkan dua "teroris" di wilayah Beit Lahia, yang menurut mereka "mengoperasikan drone yang mengancam pasukan IDF".
"Kemudian, beberapa teroris tambahan mengumpulkan peralatan pengoperasian drone dan memasukkannya ke dalam kendaraan. IDF kemudian menyerang para teroris tersebut," tambah militer Israel.
Operasi militer Israel di dalam Gaza terus berlanjut meskipun gencatan senjata telah dimulai. IDF menyatakan bahwa operasi ini dilakukan sebagai tanggapan terhadap ancaman terhadap pasukan mereka atau pelanggaran gencatan senjata oleh Hamas, meskipun jumlah korban tewas dilaporkan menurun. (CNN/Z-2)