Kegiatan di Merah Muda Fest(MI/Ardi Teristi)
PERAN anak muda sangat penting bagi keberlanjutan sebuah bangsa. Guna memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-97, anak muda dari berbagai daerah menyelenggarakan Merah Muda Fest di GOR Amongrogo, Yogyakarta, Sabtu (1/11).
Mereka merayakan Sumpah Pemuda dengan cara yang menggembirakan, segar, dan inklusif. Beragam agenda kreatif mulai dari diskusi publik, pameran komunitas, hingga konser kebangsaan digelar untuk membangun dialog antara partai politik dan anak muda.
"Merah Muda Fest adalah kegiatan dari, oleh, dan untuk pemuda. Melalui kegiatan ini, kami ingin menunjukkan partai bukan sekadar ruang politik elitis, tetapi rumah bagi ide-ide segar, energi muda, dan keberanian untuk beraksi,” kata Ketua Panitia Merah Muda Fest, Nila Yani Hardiyanti.
Kegiatan peringatan ini, lanjut dia, digelar sejak 25 Oktober hingga puncaknya pada 1 November di GOR Amongrogo, Yogyakarta. Merah Muda Fest menjadi ruang terbuka bagi berbagai komunitas dari lintas daerah dan bidang untuk menyampaikan gagasan konkret bagi masa depan bangsa.
Wakil Ketua Panitia Merah Muda Fest Patria P. Ginting mengatakan, kegiatan Merah Muda Fest menegaskan komitmen PDI Perjuangan untuk terus 3M, yaitu Mendengar, Menyuarakan, dan Memperjuangkan yang jadi aspirasi serta kegelisahan anak muda
"Merah Muda Fest juga menjadi usaha PDI Perjuangan untuk menciptakan berbagai ruang interaksi yang membuat anak-anak muda nyaman berinteraksi dengan partai politik," kata Patria P. Ginting saat ditemui di GOR Among Rogo.
Melalui tagline “Merah Berani, Muda Beraksi,” Merah Muda Fest diawali dengan forum dialog yang mempertemukan partai dan komunitas muda untuk membahas isu-isu strategis seperti pendidikan, lingkungan, kesetaraan gender, dan partisipasi politik. Forum melahirkan Seruan Muda untuk Masa Depan Indonesia dalam memimpin perubahan menuju Indonesia yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan.
Festival ini menjadi simbol pergeseran paradigma: dari politik yang hierarkis menuju politik yang partisipatif. Yogyakarta dipilih karena di kota inilah semangat kebangsaan dan keberanian Bung Karno untuk “mendirikan banteng republik” kembali bergema.
Salah satunya datang dari Komunitas Abang None Jakarta, yang turut menyuarakan pentingnya kepemimpinan muda dan kolaborasi lintas sektor dalam mengatasi isu sosial dan ekonomi.
“Kami senang karena gagasan kami mendapat ruang dan respon langsung dari PDI Perjuangan termasuk para anggota DPR RI dan kepala daerah yang hadir,” ujar Audy Adhfani, perwakilan Abang None Jakarta.(M-2)


















































