Menunggu Taksi Terbang Jadi Solusi Mobilitas tanpa Macet di Masa Depan

1 day ago 7
Menunggu Taksi Terbang Jadi Solusi Mobilitas tanpa Macet di Masa Depan Ilustrasi(Antara)

Indo Defence 2025 merupakan pameran industri pertahanan berskala internasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertahanan Republik Indonesia. Ajang ini mempertemukan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pelaku industri pertahanan global, instansi pemerintah, hingga pelaku teknologi inovatif dari dalam dan luar negeri. Indo Defence tidak hanya menampilkan produk-produk militer konvensional, tetapi juga membuka wawasan menuju masa depan pertahanan dan mobilitas udara, termasuk teknologi taksi terbang berbasis sistem lepas landas dan mendarat vertikal (Vertical Take-Off and Landing/VTOL).

Selain menjawab kebutuhan saat ini, Indo Defence 2025 juga menjadi ajang untuk melihat arah perkembangan industri dirgantara di masa depan. Bayangan manusia berpindah dari satu gedung ke gedung lain menggunakan kendaraan udara berawak dua orang. Bayangan itu tampaknya segera menjadi kenyataan.

Dalam pameran tersebut, PT Dirgantara Indonesia (PTDI) memperkenalkan prototipe taksi terbang berkonsep e-VTOL, yaitu pesawat yang mampu lepas landas dan mendarat secara vertikal. Pesawat ini merupakan hasil kolaborasi antara PTDI dan PT Vela Prima Nusantara (Vela), dengan nama Vela Alpha.

Kevin Phang, Direktur Program dan Operasi PT Vela Prima Nusantara, menjelaskan bahwa pesawat tersebut dirancang dengan konfigurasi lift and cruise, yang menggabungkan karakteristik helikopter dan pesawat bersayap tetap. Kendaraan udara tersebut dirancang untuk mengangkut enam penumpang, dan ditujukan untuk mobilitas dalam dan sekitar wilayah perkotaan.

Saat ini, prototipe demonstrator berskala 1:3 telah selesai dibuat dan sedang menjalani uji terbang. Di sisi lain, pesawat berskala penuh (1:1) sedang dalam proses pembangunan dengan memanfaatkan komponen yang tersedia di pasaran, bekerja sama dengan PTDI. Varian bermesin listrik dari pesawat ini ditargetkan mulai dipasarkan pada akhir 2028. Sementara itu, pihaknya juga sedang terlibat dalam pengembangan regulasi untuk pesawat VTOL ini.

Selain Vela Alpha, PTDI juga bekerja sama dengan PT Intercrus Aero Indonesia (Intercrus) untuk mengembangkan Intercrus SOLA, sebuah multicopter berkapasitas tiga orang yang termasuk dalam kategori Advanced Air Mobility (AAM). Di ajang Indo Defence, diperkenalkan prototipe berskala 1:7.

Pendiri sekaligus CEO Intercrus, Jeremy Hasian Saragih, menyebutkan bahwa desain multicopter ini lebih ringkas dibandingkan pesawat VTOL. Desain tersebut ditujukan agar SOLA cocok digunakan di lingkungan perkotaan. Ia menambahkan bahwa pengembangan akan terus dilakukan hingga skala penuh, dengan peningkatan kecepatan dan daya tahan. Rencananya, produk itu bisa masuk pasar pada 2027 atau 2028.

Ia memprediksi bahwa mobilitas masyarakat di masa depan akan mengalami transformasi, sementara kapasitas infrastruktur jalan masih terbatas. Karena itu, pihaknya berharap pesawat ini dapat menjadi solusi mobilitas masyarakat urban. (E-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |