
MENTERI Agama (Menag) Nasaruddin Umar menegaskan bahwa tidak boleh ada pihak mana pun yang berani mengusik keberadaan dan kehidupan pesantren di Indonesia. Ia menyebut pesantren sebagai benteng peradaban bangsa yang harus dijaga bersama.
Pernyataan itu disampaikan Nasaruddin seusai menghadiri kegiatan pendampingan aparatur sipil negara (ASN) serta peluncuran Program Pendampingan Pesantren di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Jawa Timur, Rabu (15/10).
"Jadi, jangan sekali-kali mengusik sistem peradaban yang dikembangkan oleh pesantren," kata Nasaruddin dikutip Antara, Rabu (15/10).
Menurutnya, pesantren bukan hanya lembaga pendidikan keagamaan, melainkan telah menjadi laboratorium peradaban. Lembaga ini, lanjutnya, merupakan “rahim” yang melahirkan manusia beradab dan berjiwa kemanusiaan tinggi.
"Pesantren sudah lebih dari 300 tahun mengabdikan diri untuk menciptakan keadaban dalam masyarakat Indonesia, melahirkan kemanusiaan yang adil dan beradab," jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Menag juga menyoroti dan menyayangkan tayangan salah satu program televisi nasional yang dinilai menyinggung aktivitas pesantren di Jawa Timur. Meski demikian, ia mengapresiasi langkah cepat pihak stasiun televisi yang bersangkutan karena telah menyampaikan permohonan maaf secara terbuka dan mendatangi langsung pesantren yang dimaksud.
"Pihak penyelenggara juga sudah dengan terbuka meminta maaf kepada pesantren, bahkan sampai dua kali, pimpinannya datang ke Lirboyo. Mereka mengakui bahwa kejadian itu di luar kendali dan sudah mengambil tindakan tegas terhadap semua pihak yang terlibat," kata Nasaruddin. (P-4)