Memperjelas Posisi dan Peran Pesantren pada RUU Sisdiknas

2 weeks ago 11
Memperjelas Posisi dan Peran Pesantren pada RUU Sisdiknas Sejumlah santri mengikuti doa bersama akhir dan awal tahun hijriah di Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur(ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani)

WAKIL Ketua Komisi X DPR RI Lalu Hadrian Irfani mengatakan akan memperjelas posisi dan peran pesantren melalui Revisi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas).

"Saya sampaikan dalam RUU Sisdiknas Insyaallah kami akan memperjelas posisi pesantren dan pendidikan keagamaan lainnya agar betul-betul diakui oleh negara dan haknya disamakan dari pendidikan lainnya karena pesantren pondasi awal pendidikan Indonesia," kata Lalu Hadrian dalam Dialektika Demokrasi di Jakarta, Kamis (16/10).

Ia yakin dan percaya pesantren masih tegak berdiri berkomitmen terus membimbing dan mendidik bangsa sehingga kegiatan di pesantren harus didukung agar pesantren terus hidup dan menyesuaikan zaman.

Senada dengan Lalu Hadrian Kepala Bidang Advokasi Guru P2G Iman Zanatul Haeri mengatakan RUU Sisdiknas harus bisa mewadahi posisi pesantren karena UU Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren saat ini dirasa belum efektif dan belum berdampak terhadap orang-orang yang berkegiatan di pondok pesantren

"UU Sisdiknas perlu mengakomodir pesantren dengan rigid dan jelas terkait standar guru pesantren, pengelolaan, hafalan Al-Quran, batasan pengabdian, dan hal-hal krusial lainnya yang kadang tidak dibahas," ungkap Iman.

Menurutnya jika RUU Sisdiknas bisa memperjelas ini maka pesantren yang usianya berabad-abad akan menjadi warisan budaya yang bisa hadir menyelesaikan masalah pendidikan di Indonesia.

Pesantren di Tanah Air sudah berdiri sebelum Indonesia merdeka. Peran pesantren memberikan banyak pembelajaran kepada masyarakat seperti dalam mendidik etika dan persiapkan penerus bangsa. Sehingga pesantren memiliki semua nilai-nilai Indonesia mulai dari gotong-royong, hormat, ketulusan hati kepada guru yang masih hidup terus sampai dengan saat ini.

Pesantren mencetak banyak ulama dan negarawan yang menjaga negeri ini dengan doa dan pengabdian.

"Namun belakangan ini mungkin Allah SWT sedang menegur kita semua melalui layar kaca bahwa bangsa ini perlu kembali belajar adab melalui pesantren dari kiai dan santri. Oleh sebab itu, dari hiruk pikuk modernitas di tengah bisingnya hari ini hanya pesantren yang mengajarkan keiklasan dalam diam dan kesunyian," kata Lalu Hadrian.

Oleh sebab itu, menurutnya menjaga marwah pesantren bukan hanya membela satu lembaga tetapi juga menyembuhkan luka moral bangsa dan negara. (Iam/M-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |