McKinsey Dorong Pengaplikasian AI di Kegiatan Pertambangan

5 hours ago 1
McKinsey Dorong Pengaplikasian AI di Kegiatan Pertambangan Mitra McKinsey Australia, Sergey Alyabyev, menyatakan bahwa pengaplikasian teknologi artificial intelligent (AI) bisa membantu meningkatkan produktivitas, utamanya dalam kegiatan pertambangan.(MI/Naufal Zuhdi)

MITRA McKinsey Australia, Sergey Alyabyev, menyatakan bahwa pengaplikasian teknologi artificial intelligent (AI) bisa membantu meningkatkan produktivitas, utamanya dalam kegiatan pertambangan.
 
"Saya pikir sekarang kita sudah bisa mengatakan bahwa terdapat banyak nilai dalam membawa AI untuk pertambangan secara umum," ujar Sergey di Jakarta, Selasa (14/10).

Dirinya menjelaskan, industri pertambangan menghadapi tantangan akibat meningkatnya permintaan mineral. Namun di sisi yang lain, akses terhadap eksplorasi sumber bijih, talenta, dan teknologi produksi saat ini belum mengalami kemajuan berarti.

"Kami yakin AI dapat menjawab permasalahan ini secara signifikan," tegasnya.

AI, lanjut dia, bukan hanya satu teknologi, melainkan sekumpulan alat yang menggabungkan machine learning, deep learning, generative AI, dan genetic AI. Sergey menilai, kombinasi dari alat tersebut bisa membuka peluang optimalisasi pengambilan keputusan yang lebih detail, mulai dari perencanaan hingga operasional.

Sebagai contoh, ia mengatakan bahwa pengaplikasian teknologi AI dapat menyederhanakan waktu kerja di industri tambang dibandingkan metode konvensional.

"AI bisa membantu mengumpulkan data yang benar, menggabungkan laporan, bahkan mengirimkan memo suara ke supervisor di sif selanjutnya ketika dia berada di tempat kerja. Saat dia berada di sana, dia tahu semuanya yang dia perlu tahu. Bukan hanya dia, tapi orang yang bekerja di port, seseorang yang bekerja di rail. Jadi, itu benar-benar bisa meningkatkan produktivitas di berbagai level," cetusnya.

Selain itu, saat ini biaya investasi AI sendiri semakin terjangkau. Hal itu diungkapkannya mengutip laporan dari Stanford AI Index yang mencatat penurunan harga penggunaan AI jenis GPT-3.5 dari US$50 per satu juta token menjadi hanya US$10 sen.

"Kami yakin harganya tahun depan menjadi lebih murah lagi," beber dia.

Di kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum (WKU) Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Aryo Djojohadikusumo, menyampaikan bahwa biaya pengaplikasian teknologi AI saat ini dinilai terjangkau, bukan hanya buat perusahaan-perusahaan besar seperti Danantara, MIND ID, atau aneka tambang yang lain-lain.

"Tetapi juga bisa terjangkau dengan perusahaan-perusahaan tambang menengah maupun kecil yang merupakan anggota kadin di dunia swasta, karena itu yang dibutuhkan saat ini. Untuk mengejar pertumbuhan ekonomi 8%, yang besar itu bukan hanya perusahaan-perusahaan tambang besar, tapi perusahaan tambang menengah harus menjadi besar semua. Dan yang bisa membantu mereka adalah teknologi, salah satunya AI," pungkasnya. (Fal/E-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |