Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan(Dok.MI)
KETUA Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) atau Whoosh yang dikelola PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mampu menutup biaya operasionalnya secara mandiri.
Padahal, proyek sepur kilat yang diinisiasi pada tahun 2015 dan mulai dibangun secara fisik pada 2016 ini meninggalkan utang besar. Proyek yang menjadi kereta cepat pertama di Asia Tenggara tersebut menelan biaya sekitar US$7,2 miliar atau setara Rp119,74 triliun (kurs Rp16.630), dengan pembengkakan biaya (cost overrun) mencapai US$1,2 miliar atau sekitar Rp19,96 triliun.
"Terlepas dari berbagai pro dan kontra, Whoosh kini telah membuktikan kemampuannya menutup biaya operasional sendiri," ujarnya mengutip dari akun Instagram @luhut.pandjaitan, Jumat (31/10).
Luhut menjelaskan sejak mulai beroperasi pada Oktober 2023 hingga Februari 2025, Whoosh telah melayani lebih dari 12 juta penumpang. Ia menegaskan jalannya proyek tersebut menjadi langkah awal menuju pengelolaan proyek besar yang lebih efisien dan bertanggung jawab.
"Whoosh adalah bukti nyata bahwa keberanian mengambil keputusan strategis merupakan awal menuju kemandirian bangsa," terang Luhut yang menjadi Ketua Komite Percepatan Pembangunan Kereta Cepat yang dibentuk Presiden ke-7 Joko Widodo pada 2021 lalu.
Ia kemudian mengaku setiap kali bepergian ke Bandung, dirinya selalu memilih moda transportasi tersebut karena efisiensi waktunya.
“Perjalanan yang dulu memakan waktu 3 sampai 4 jam, kini bisa ditempuh hanya dalam 30 sampai 60 menit,” pungkasnya. (H-4)


















































