Ilmuwan menemukan lubang hitam supermasif di galaksi kecil Segue 1, mengguncang teori lama tentang peran materi gelap dalam menjaga kestabilan galaksi.(SIMBAD, DSS.)
SEBUAH penemuan mengejutkan mengubah cara ilmuwan memandang galaksi kecil di alam semesta. Sebuah lubang hitam raksasa ditemukan tersembunyi di dalam Segue 1, salah satu galaksi terkecil di sekitar Bima Sakti.
Temuan ini menunjukkan galaksi mini tersebut mungkin tidak didominasi materi gelap, seperti yang selama ini diyakini, melainkan lubang hitam supermasif di pusatnya.
Segue 1 adalah galaksi kerdil ultra-redup yang berjarak sekitar 75.000 tahun cahaya dari Bumi. Menurut pernyataan dari McDonald Observatory, University of Texas, pemodelan canggih menunjukkan keberadaan lubang hitam dengan massa sekitar 450.000 kali massa Matahari di inti galaksi tersebut.
“Penelitian kami dapat merevolusi cara ilmuwan memodelkan galaksi kerdil atau gugus bintang dengan memasukkan keberadaan lubang hitam supermasif, bukan hanya lingkaran materi gelap,” ujar Nathaniel Lujan, mahasiswa pascasarjana di University of Texas at San Antonio dan penulis utama studi ini.
Selama ini, para astronom beranggapan galaksi kecil seperti Segue 1, yang hanya memiliki beberapa ratus hingga ribuan bintang, bisa bertahan karena ditopang halo materi gelap. Namun, hasil observasi dari W.M. Keck Observatory menunjukkan hal berbeda. Ketika pergerakan bintang-bintang di dalam galaksi dimodelkan, hanya simulasi yang memasukkan keberadaan lubang hitam besar yang sesuai dengan data pengamatan.
“Lubang hitam di Segue 1 jauh lebih besar dari perkiraan,” kata Karl Gebhardt, profesor astrofisika di University of Texas at Austin sekaligus salah satu penulis studi tersebut. “Jika rasio massa sebesar ini umum terjadi di galaksi kerdil, kita perlu menulis ulang teori tentang bagaimana sistem ini berevolusi.”
Lubang hitam yang ditemukan bahkan memiliki massa 10 kali lebih besar dari total massa seluruh bintang di galaksi itu, sesuatu yang jarang ditemukan di alam semesta.
Peneliti menduga, Segue 1 mungkin dulunya merupakan galaksi yang lebih besar namun kehilangan sebagian besar bintangnya akibat gaya pasang surut dari Bima Sakti. Mereka juga memperkirakan galaksi ini bisa menjadi versi lokal dari kelas galaksi baru yang disebut “little red dots”, galaksi padat yang terbentuk dengan lubang hitam besar dan sedikit bintang.
Penemuan ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana galaksi kecil terbentuk dan berevolusi, sekaligus menjadi pengingat bahkan sudut-sudut tergelap di alam semesta bisa menyimpan kejutan besar.
Hasil penelitian ini dipublikasikan pada 14 Oktober di jurnal Astrophysical Journal Letters. (Space/Z-2)


















































