Ilustrasi - LRT Jabodebek(Antara )
WAKIL Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno, menyoroti serangkaian insiden transportasi darat yang terjadi hampir bersamaan, termasuk gangguan LRT Jabodebek, kereta api anjlok, dan kecelakaan bus pariwisata pada Sabtu (25/10).
Djoko menilai, maraknya insiden di berbagai moda transportasi tersebut disebabkan oleh pemangkasan anggaran keselamatan di sektor transportasi.
“Saya selalu bilang di awal efisiensi itu jangan mengurangi anggaran keselamatan, nah akibatnya akan seperti ini,” kata Djoko saat dihubungi, Minggu (26/10).
Menurut Djoko, anggaran keselamatan memiliki peran vital untuk mencegah kecelakaan di seluruh moda transportasi. Ia mencontohkan kecelakaan bus pariwisata di Pemalang, yang ternyata tidak terdaftar di aplikasi MitraDarat dan tidak memiliki data Blu-e kendaraan.
“Mereka tidak bisa mengawasi bus pariwisata karena tidak ada anggarannya, ya kan? Kita tidak tahu menterinya paham tidak ini karena tidak ada anggaran untuk mengawasi. Beda sama bus AKAP (yang) bisa diawasi, kalau bus ini (pariwisata) bagaimana coba?” ujarnya.
Menanggapi insiden KA 58F Purwojaya relasi Gambir-Cilacap yang mengalami anjlok di Stasiun Kedunggedeh, Kabupaten Bekasi, Djoko meminta pemerintah melakukan pengecekan rutin baik terhadap sarana maupun prasarana kereta api.
Anggaran Keselamatan Jadi Kunci
Ia menegaskan, upaya peningkatan keselamatan memerlukan dukungan anggaran yang cukup agar kejadian serupa tidak terulang.
“Keselamatan (harus) jadi perhatian Kementerian Perhubungan, kalau anggaran dikurangi bagaimana caranya? Efisiensi boleh, tapi jangan mengorbankan anggaran keselamatan,” tandas Djoko. (Fal/I-1)


















































