
BEBERAPA negara di Asia Tenggara melaporkan peningkatan kasus covid-19 dalam beberapa pekan terakhir. Meskipun peningkatan kasus terjadi, otoritas kesehatan menekankan kesiapsiagaan dan pencegahan tetap menjadi kunci menghadapi potensi gelombang baru.
Varian dominan yang saat ini beredar berbeda-beda di tiap negara. Thailand mencatat varian XEC dan JN.1 sebagai yang paling umum terjadi. Di Singapura varian LF.7 dan NB.1.8 mendominasi.
Sementara itu, Hong Kong mencatat varian JN.1 menjadi yang paling banyak ditemukan. Di Malaysia, XEC tercatat sebagai varian utama.
Di Malaysia, Kementerian Kesehatan menyatakan kondisi pandemi secara nasional masih dalam batas aman meski negara-negara tetangga seperti Singapura dan Thailand mengalami lonjakan.
Menurut laporan Malay Mail, Malaysia mencatat total 11.727 kasus dari pekan epidemiologi (ME) ke-1 hingga ke-19 tahun ini. Trennya terus menurun sejak awal tahun.
Kasus tertinggi tercatat pada awal tahun, yakni 960 kasus pada ME1/2025 dan 1.229 kasus pada ME2 dan ME3/2025. Sejak saat itu, angka harian terus turun hingga mencapai 210 kasus pada ME15/2025. Untuk periode ME16 hingga ME19, rata-rata sekitar 600 kasus tercatat setiap minggu.
Kementerian Kesehatan Malaysia meyakini jumlah tersebut masih berada di bawah ambang kewaspadaan tetapi berbagai langkah pengendalian telah diterapkan. Pusat Kesiapsiagaan dan Tindak Cepat Nasional (CPRC) terus melakukan penilaian risiko secara berkala untuk memastikan kesiapan menghadapi kemungkinan peningkatan kasus.
Sementara itu, Singapura melaporkan peningkatan jumlah infeksi menjadi sekitar 14.200 kasus pada awal Mei atau naik dari 11.100 kasus pada pekan sebelumnya.
Tingkat rawat inap sedikit meningkat namun dilaporkan tetap dalam batas terkendali. Varian yang dominan merupakan turunan dari JN.1 yang kini menyumbang lebih dari dua pertiga kasus lokal.
Di Hong Kong, otoritas menyebut tingkat penularan covid-19 mulai menunjukkan penurunan setelah mengalami lonjakan sejak April. Namun, tingkat infeksi diperkirakan tetap tinggi dalam satu hingga dua bulan ke depan.
Pusat Perlindungan Kesehatan Hong Kong mendesak kelompok berisiko tinggi untuk segera menerima vaksin booster demi mencegah komplikasi berat atau kematian. Data terbaru hingga 24 Mei menunjukkan tingkat hasil positif dari sampel mulai menurun dari 13,8% menjadi 11,12%.
Dr Edwin Tsui Lok-kin dari Pusat Perlindungan Kesehatan Hong Kong menjelaskan covid-19 kini telah bertransisi menjadi penyakit endemik dengan pola siklus. Ia menambahkan Hong Kong mengalami lonjakan sejak April dan diperkirakan aktivitas virus akan tetap tinggi dalam jangka pendek sebelum mulai mereda secara bertahap.
"Peningkatan kasus umumnya terjadi setiap enam hingga sembilan bulan," ucapnya dilansir SCMP.
Di India, kementerian kesehatan mencatat 1.009 kasus aktif per 28 Mei. Tiga negara bagian dengan kasus tertinggi adalah Kerala (430), Maharashtra (209), dan Delhi (104). Dewan Riset Medis India (ICMR) mengonfirmasi varian yang beredar saat ini merupakan sub-linier dari omicron dengan gejala yang sebagian besar bersifat ringan. (I-2)