
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu, 22 Oktober 2025, dibuka melemah sebesar 14 poin atau 0,08% menjadi Rp16.601 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.587 per dolar AS. Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede memperkirakan nilai tukar rupiah hari ini melemah seiring investor menunggu hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia dan rilis data inflasi AS.
“Hasil RDG yang dimulai kemarin, akan diumumkan pada sore ini. Kami memperkirakan Bank Indonesia akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps (basis points) menjadi 4,5% untuk lebih mendukung pertumbuhan ekonomi,” ujar Josua di Jakarta, Rabu.
Ruang kebijakan tersebut dianggap masih terbuka karena inflasi inti tetap terkendali dan tingkat suku bunga riil masih cukup tinggi. Di sisi lain, permintaan domestik belum sepenuhnya pulih, tercermin dari pelemahan keyakinan konsumen, sehingga penurunan suku bunga dapat membantu mendorong konsumsi dan kredit.
Likuiditas perbankan yang membaik juga membuat transmisi kebijakan moneter semakin efektif, memungkinkan penurunan bunga lebih cepat tersalurkan ke sektor riil.
Sementara itu, tekanan terhadap rupiah relatif terjaga berkat surplus neraca perdagangan, intervensi BI di pasar spot dan Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), serta faktor revaluasi cadangan devisa, yang memberikan ruang lebih aman bagi penyesuaian suku bunga.
“Hari ini, rupiah diperkirakan akan diperdagangkan dalam kisaran Rp16.550–16.650 per dolar AS,” ungkap Josua. (Ant/E-3)