Kuliah Umum Menteri HAM RI di Undip: Penguatan Nilai HAM sebagai Aset tak Berwujud Bangsa

1 month ago 14
 Penguatan Nilai HAM sebagai Aset tak Berwujud Bangsa Ilustrasi(Dok ist)

FAKULTAS Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Diponegoro (Undip) menggelar Kuliah Umum bersama Menteri Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (HAM RI), Dr. Natalius Pigai, M.A., M.Hum., pada Kamis (30/10) di Auditorium Fisip Undip, Kampus Tembalang. Kegiatan ini dihadiri lebih dari 450 mahasiswa, dosen, dan pimpinan universitas sebagai bagian dari upaya memperkuat pemahaman serta pengamalan nilai-nilai hak asasi manusia di lingkungan akademik.

Dalam kesempatan tersebut, turut dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Universitas Diponegoro yang diwakili oleh Rektor Prof. Dr. Suharnomo, dan Kementerian HAM RI oleh Menteri Natalius Pigai. Kerja sama ini mencakup bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, dengan fokus pada pengarusutamaan nilai-nilai HAM di perguruan tinggi. Inisiatif ini diprakarsai oleh Program Studi S1 Departemen Politik dan Ilmu Pemerintahan (DPIP) FISIP Undip dengan dukungan Direktorat Inovasi, Hilirisasi, dan Kerja Sama Undip.

Dalam kuliah umumnya, Menteri Natalius Pigai menyampaikan refleksi mendalam tentang hakikat hak asasi manusia sebagai inti dari kemanusiaan universal. Ia menegaskan bahwa HAM merupakan aset tak berwujud (intangible asset) paling berharga yang dimiliki bangsa.

“Jalan, jembatan, dan ekonomi memang penting, tetapi aset paling berharga di muka bumi ini adalah hak asasi manusia. Menjaga dan menghormati HAM berarti menjaga martabat kemanusiaan itu sendiri,” tegasnya.

Menteri Pigai juga menekankan peran vital kampus sebagai ruang pembentukan kesadaran kemanusiaan.

“Mahasiswa harus berani menjadi agen perubahan yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan keadilan sosial. Tanpa penghormatan terhadap martabat manusia, kemajuan bangsa tidak akan bermakna,” ujarnya.

Sesi kuliah berlangsung hangat dengan dialog interaktif antara Menteri dan mahasiswa. Para peserta diajak berpikir reflektif, berdiskusi dengan etika, dan menjadikan nilai-nilai HAM sebagai bagian nyata dari kehidupan sehari-hari.

Dalam sambutannya, Rektor Undip Prof. Suharnomo menegaskan bahwa UNDIP adalah kampus yang merepresentasikan semangat kebangsaan dan keberagaman Indonesia.

“Mahasiswa Undip berasal dari seluruh penjuru Nusantara, termasuk daerah 3T. Undip adalah kampus NKRI, tempat terbaik bagi anak bangsa untuk belajar bersama demi kemajuan Indonesia,” ungkapnya.

Rektor juga menyoroti inovasi riset yang tengah dikembangkan

FAKULTAS Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Diponegoro (Undip) menggelar Kuliah Umum bersama Menteri Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (HAM RI), Dr. Natalius Pigai, M.A., M.Hum., pada Kamis (30/10) di Auditorium Fisip Undip, Kampus Tembalang. Kegiatan ini dihadiri lebih dari 450 mahasiswa, dosen, dan pimpinan universitas sebagai bagian dari upaya memperkuat pemahaman serta pengamalan nilai-nilai hak asasi manusia di lingkungan akademik.

Dalam kesempatan tersebut, turut dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Universitas Diponegoro yang diwakili oleh Rektor Prof. Dr. Suharnomo, dan Kementerian HAM RI oleh Menteri Natalius Pigai. Kerja sama ini mencakup bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, dengan fokus pada pengarusutamaan nilai-nilai HAM di perguruan tinggi. Inisiatif ini diprakarsai oleh Program Studi S1 Departemen Politik dan Ilmu Pemerintahan (DPIP) FISIP Undip dengan dukungan Direktorat Inovasi, Hilirisasi, dan Kerja Sama Undip.

Dalam kuliah umumnya, Menteri Natalius Pigai menyampaikan refleksi mendalam tentang hakikat hak asasi manusia sebagai inti dari kemanusiaan universal. Ia menegaskan bahwa HAM merupakan aset tak berwujud (intangible asset) paling berharga yang dimiliki bangsa.

“Jalan, jembatan, dan ekonomi memang penting, tetapi aset paling berharga di muka bumi ini adalah hak asasi manusia. Menjaga dan menghormati HAM berarti menjaga martabat kemanusiaan itu sendiri,” tegasnya.

Menteri Pigai juga menekankan peran vital kampus sebagai ruang pembentukan kesadaran kemanusiaan.

“Mahasiswa harus berani menjadi agen perubahan yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan keadilan sosial. Tanpa penghormatan terhadap martabat manusia, kemajuan bangsa tidak akan bermakna,” ujarnya.

Sesi kuliah berlangsung hangat dengan dialog interaktif antara Menteri dan mahasiswa. Para peserta diajak berpikir reflektif, berdiskusi dengan etika, dan menjadikan nilai-nilai HAM sebagai bagian nyata dari kehidupan sehari-hari.

Dalam sambutannya, Rektor Undip Prof. Suharnomo menegaskan bahwa UNDIP adalah kampus yang merepresentasikan semangat kebangsaan dan keberagaman Indonesia.

“Mahasiswa Undip berasal dari seluruh penjuru Nusantara, termasuk daerah 3T. Undip adalah kampus NKRI, tempat terbaik bagi anak bangsa untuk belajar bersama demi kemajuan Indonesia,” ungkapnya.

Rektor juga menyoroti c

“Dengan semangat Undip Bermartabat, Undip Bermanfaat, kami terus mendorong inovasi untuk kemaslahatan bangsa,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua Panitia sekaligus Kepala Departemen Politik dan Ilmu Pemerintahan Fisip Undip, Dr. Nur Hidayat Sardini,  menyampaikan bahwa kegiatan ini telah dirancang sejak Juni 2025 sebagai wujud komitmen Undip menjadi pelopor penerapan nilai-nilai HAM di lingkungan akademik.

“Kerja sama ini akan berlanjut melalui berbagai program strategis seperti penguatan kapasitas kelembagaan, pengembangan pusat studi HAM, peningkatan kualitas SDM, serta integrasi HAM dalam kegiatan riset, pendidikan, dan pengabdian masyarakat,” jelasnya.

Kegiatan ditutup dengan pesan inspiratif dari Menteri Natalius Pigai yang menyinggung semangat juang Pangeran Diponegoro sebagai simbol perlawanan terhadap ketidakadilan—nilai yang sejalan dengan perjuangan penegakan HAM masa kini.

Melalui kolaborasi dengan Kementerian HAM RI, Universitas Diponegoro menegaskan komitmennya menghadirkan pendidikan tinggi yang inklusif, humanis, dan berkelanjutan, sejalan dengan Tujuan ke-16 Sustainable Development Goals (SDGs): Peace, Justice, and Strong Institutions.(H-2)

, di antaranya mesin desalinasi air laut menjadi air siap minum yang saat ini diuji coba bersama BNPB untuk membantu masyarakat di daerah terdampak bencana.

“Dengan semangat Undip Bermartabat, Undip Bermanfaat, kami terus mendorong inovasi untuk kemaslahatan bangsa,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua Panitia sekaligus Kepala Departemen Politik dan Ilmu Pemerintahan Fisip Undip, Dr. Nur Hidayat Sardini,  menyampaikan bahwa kegiatan ini telah dirancang sejak Juni 2025 sebagai wujud komitmen Undip menjadi pelopor penerapan nilai-nilai HAM di lingkungan akademik.

“Kerja sama ini akan berlanjut melalui berbagai program strategis seperti penguatan kapasitas kelembagaan, pengembangan pusat studi HAM, peningkatan kualitas SDM, serta integrasi HAM dalam kegiatan riset, pendidikan, dan pengabdian masyarakat,” jelasnya.

Kegiatan ditutup dengan pesan inspiratif dari Menteri Natalius Pigai yang menyinggung semangat juang Pangeran Diponegoro sebagai simbol perlawanan terhadap ketidakadilan—nilai yang sejalan dengan perjuangan penegakan HAM masa kini.

Melalui kolaborasi dengan Kementerian HAM RI, Universitas Diponegoro menegaskan komitmennya menghadirkan pendidikan tinggi yang inklusif, humanis, dan berkelanjutan, sejalan dengan Tujuan ke-16 Sustainable Development Goals (SDGs): Peace, Justice, and Strong Institutions.(H-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |