Kremlin Perketat Retorika Soal Rencana AS Kirim Rudal Tomahawk ke Ukraina

2 hours ago 1
Kremlin Perketat Retorika Soal Rencana AS Kirim Rudal Tomahawk ke Ukraina Vladimir Putin(Al-Jazeera)

AMERIKA Serikat (AS) semakin mendekati keputusan untuk memasok rudal Tomahawk ke Ukraina. Sementara Rusia meningkatkan tekanan diplomatik dan ancaman terbuka untuk mencegah langkah tersebut. Kremlin menyebut situasi ini sebagai fase krusial dalam konflik yang sedang berlangsung.

Pada Minggu (12/10), juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov, menyatakan bahwa isu Tomahawk menjadi perhatian besar di Moskow. Ia menggambarkan kondisi saat ini sebagai momen dramatis dengan meningkatnya ketegangan dari seluruh pihak.

Pernyataan lebih keras datang dari mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev. Ia melontarkan ancaman bernuansa nuklir yang secara langsung diarahkan kepada Presiden AS Donald Trump.

"Sudah dikatakan ratusan kali, dengan cara yang dapat dimengerti bahkan oleh orang yang berwajah bintang, bahwa mustahil membedakan rudal Tomahawk nuklir dari rudal konvensional yang sedang terbang," kata Medvedev. 

"Pengiriman rudal-rudal ini bisa berdampak buruk bagi semua orang. Dan yang terpenting, bagi Trump sendiri," tegasnya.

Nada serupa juga disampaikan oleh Presiden Belarusia Alyaksandr Lukashenka, sekutu terdekat Rusia dalam invasi ke Ukraina. Ia menilai pengiriman senjata jarak jauh buatan AS ke Kyiv berpotensi menimbulkan eskalasi besar.

"Tomahawk tidak akan menyelesaikan masalah. Mereka akan meningkatkan situasi menjadi perang nuklir," ujarnya dalam pertemuan di Minsk.

Penolakan keras Rusia mencerminkan dampak strategis yang bisa muncul jika Ukraina menerima rudal Tomahawk. Dengan jangkauan hingga 2.500 kilometer, sistem pertahanan Ukraina akan mampu memperluas serangan terhadap target militer dan industri jauh di wilayah Rusia.

Selama ini, Kyiv telah memanfaatkan drone dan rudal produksi dalam negeri untuk mengganggu kapasitas militer Moskow. Ancaman baru ini membuat Rusia semakin waspada terhadap potensi peningkatan serangan.

Pertanyaan utama yang muncul adalah apakah peringatan terbaru dari Moskow benar-benar perlu dianggap serius. Dalam tiga setengah tahun terakhir perang skala penuh, Rusia kerap menggunakan bahasa bernuansa kiamat, namun tidak diikuti dengan aksi nyata.

Berulang kali Kremlin menetapkan garis merah dan memperingatkan Barat soal konsekuensi pembalasan, tapi ketika garis itu dilanggar, respons yang dijanjikan tidak terjadi. (Atlanticcouncil/H-4)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |