KPK Mesti Telusuri Proyek Whoosh dari Perencanaan hingga Pembelian Lahan

1 week ago 18
KPK Mesti Telusuri Proyek Whoosh dari Perencanaan hingga Pembelian Lahan Kereta cepat Whoosh melintas di wilayah Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, beberapa waktu lalu .(Antara Foto/Abdan Syakura)

MANTAN penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Yudi Purnomo, menanggapi langkah lembaga antirasuah yang tengah menyelidiki dugaan korupsi dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh

Ia menilai KPK perlu menelusuri dua aspek utama untuk memastikan ada tidaknya unsur pidana korupsi dalam proyek kerja sama Indonesia-China tersebut.

“Ada dua hal yang harus ditelusuri KPK. Pertama, soal perencanaan proyek Whoosh, mulai dari skema pembiayaan, proses pengerjaan, hingga prediksi penumpang dan pendapatan,” ujar Yudi dalam keterangannya, Jumat (31/10).

Menurutnya, dari proses perencanaan itu, KPK dapat melihat potensi penyimpangan sejak awal, termasuk pada tahap pengambilan keputusan dan pembiayaan proyek.

Selain itu, Yudi juga menekankan pentingnya penyelidikan pada tahap pembangunan proyek. Dari situ, kata dia, akan terlihat apakah terjadi praktik mark up atau penggelembungan anggaran, terutama dalam pembelian lahan.

“Proses pembangunan harus ditelusuri. Apakah benar terjadi mark up dalam pembelian lahan? Apakah benar lahan tersebut dibeli dari pemilik aslinya?” tutur Yudi.

Ia menambahkan, berdasarkan pengalamannya selama bertugas di KPK, penyelidikan yang telah berlangsung sekitar 10 bulan ini kemungkinan sudah menghasilkan banyak temuan. “Setidaknya progres report-nya apa yang sudah didapat 10 bulan ini. Kita berharap kasus ini segera terang benderang,” katanya.

Yudi menjelaskan, biasanya pimpinan KPK akan segera memanggil ketua satuan tugas (satgas) dan melakukan gelar perkara untuk menentukan arah penyelidikan. 

Selain itu, ia menyebut bahwa ada dua kemungkinan yang bisa terjadi yakni kasus berlanjut ke tahap penyidikan atau justru dihentikan. “KPK bisa saja melanjutkan ke penyidikan, tapi bisa juga dihentikan, seperti kasus lahan Rumah Sakit Sumber Waras yang pernah ditutup pada 2023,” jelasnya.

Meski begitu, Yudi optimistis penyidik KPK telah mengantongi cukup banyak bukti dan keterangan saksi. “Kita belum tahu arahnya akan ke mana, tapi saya yakin 10 bulan ini KPK sudah kaya akan dokumen dan keterangan saksi. Kita berharap dalam satu bulan ke depan, KPK bisa menyampaikan hasilnya ke publik,” pungkasnya. (Dev/P-2) 

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |