
DUA hari berturut-turut Kota Bogor, Jawa Barat, dilanda bencana alam. Akibat cuaca ekstrem hujan deras disertai angin yang terjadi selama dua hari Minggu (2/3) dan Senin (3/3), tercatat ada 25 kejadian bencana alam.
Bahkan di salah satu titik, bencana longsor menelan korban jiwa yakni seorang bayi berusia 11 bulan meninggal karena tertimbun.
Wakil Wali Kota Bogor Jenal Mutaqin mengatakan, bahwa sejak kemarin malam hingga saat ini, telah terjadi 25 peristiwa bencana alam di Kota Bogor.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor, akibat cuaca ekstrem berupa hujan disertai angin dan petir di Minggu (2/3) sejak siang hingga malam, terjadi bencana di 14 titik.
Sementara itu, hingga Selasa (4/3) pukul 01.00 WIB, laporan yang masuk mencatat ada 11 kejadian bencana di Kota Bogor akibat guyuran hujan pada Senin siang hingga Selasa dini hari.
Jenal meminta agar antisipasi dilakukan dengan mengaktifkan peran tokoh masyarakat serta aparat wilayah untuk mengimbau warga agar tetap waspada terhadap cuaca ekstrem.
"Saya kembali mengingatkan seluruh aparat wilayah untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian terhadap potensi bencana. Warga yang tinggal di bantaran sungai juga harus selalu siaga karena bencana sulit diprediksi," tutur Jenal Mutaqin.
"Saya mohon doa agar Kota Bogor diberikan ketabahan dan kekuatan. Kami akan segera menggelar rapat koordinasi dan siap siaga bersama seluruh OPD untuk langkah antisipasi dan mitigasi bencana," sambungnya.
Tindakan cepat, termasuk perbaikan infrastruktur akan segera diupayakan melalui anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT).
Sementara itu, guyuran hujan yang terjadi merata baik di hulu dan hilir itu juga membuat debit air Sungai Ciliwung meningkat.
Berdasarkan data dari petugas Bendung Katulampa, puncak tinggi muka air (TMA) pada Senin (3/3), pukul 23.30 WIB mencapai 170 cm dengan debit airnya 339.679 liter per detik. Status Bendung Katulampa hingga siang ini masih berada di status Siaga 2 bencana banjir untuk Jakarta.
Sebelumnya pada Minggu (2/3), ketinggian air di Bendung Katulampa mencapai puncaknya dengan status siaga 1 banjir. Saat itu TMA mencapai 220 cm. (E-4)