Kontribusi Investasi dari Danantara Ditargetkan Meningkat hampir 100 Persen

Dirjen Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu.(Dok. MI)

PEMERINTAH mendorong agar investasi ke depan lebih banyak digerakkan oleh BUMN-BUMN di bawah Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Pada 2025, kontribusi investasi melalui belanja modal (capex) dari BUMN sekitar Rp380 triliun. Pada tahun-tahun selanjutnya, kontribusi itu diharapkan meningkat tajam hingga hampir 100%.

"Di bawah konsolidasi Danantara, pada 2026 kita harapkan capex-nya meningkat cukup tajam. Sekitar Rp720 triliun capex itu datangnya dari Danantara," kata Dirjen Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu saat pembukaan media gathering di Jakarta, Kamis (9/10).

Tahun-tahun selanjutnya ditargetkan terus meningkat. Pada 2027 menjadi Rp770 triliun, 2028 sebesar Rp860 triliun, dan 2029 Rp980 triliun.

Febrio mengatakan bahwa kontribusi sektor swasta tentu masih yang paling besar dan menjadi motor utama investasi. "Tetapi kita ingin apa yang sudah kita punya sebagai BUMN di dalam Danantara akan lebih efektif dalam memberikan deliver investasi," ujarnya.

"Itu untuk menjamin dan mendorong menjadi katalis bagi investasi swasta yang sebenarnya tetap akan sangat besar, kita harapkan sekitar 84%, Danantara akan sekitar rata-rata 9%, dan capex dari APBN sekitar 7%," imbuhnya.

Danantara juga didorong untuk menambah capex dengan investasi di bidang strategis dan bernilai tambah tinggi.

"Sektor-sektornya hilirisasi SDA baik dari pertanian maupun dari non-pertanian, mineral, tambang, dan sebagainya. Kita harapkan akan menciptakan manufaktur bernilai tambah tinggi," papar Febrio.

Adapun pertumbuhan investasi pada 2025 ditargetkan sekitar 5%. Kemudian pada 2026 naik ke 5,2% atau lebih, dan seterusnya akan meningkat. "Tapi kualitas investasinya kita harapkan lebih bernilai tambah tinggi," pungkasnya. (H-3)