Pengumuman tujuh nomine terbaik Kompetisi Film Islami Tingkat Nasional 2025 pada 4 November 2025. (MI/HO)
KOMPETISI Film Islami Tingkat Nasional 2025 yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama (Kementerian Agama RI) telah mencapai babak krusial dengan pengumuman tujuh nomine terbaik pada 4 November 2025.
Namun, di balik daftar finalis yang terbatas, terdapat sebuah cerita besar mengenai tingginya antusiasme dan luasnya cakupan partisipasi dari seluruh pelosok negeri.
Data partisipasi dalam kompetisi ini menjadi indikator kuat bahwa ekosistem dakwah kreatif di Indonesia sedang mengalami perkembangan yang signifikan.
Plt Direktur Penerangan Agama Islam, Ahmad Zayadi, memaparkan statistik yang mengesankan. Kompetisi ini berhasil menarik 83 karya film yang diajukan oleh peserta dari 34 provinsi di Indonesia.
Angka ini mencerminkan keberhasilan Kementerian Agama RI dalam menjangkau sineas muda dari Sabang hingga Merauke, menjadikan kompetisi ini benar-benar berskala nasional.
Dari total karya yang masuk, sebanyak 71 film berhasil lolos tahap kurasi nasional, menunjukkan standar kualitas yang cukup tinggi di antara para peserta.
Data ini tidak hanya membuktikan jangkauan geografis, tetapi juga memperlihatkan tren preferensi medium naratif di kalangan kreator muda Muslim.
Karya yang diajukan terbagi menjadi tiga kategori:
- Film Dokumenter: 55 karya
- Film Fiksi: 13 karya
- Film Animasi: 3 karya
Dominasi kategori Film Dokumenter dengan 55 karya (sekitar 66% dari total partisipasi) sangat menarik untuk dicermati. Ini menunjukkan adanya minat yang besar dari sineas muda untuk mengangkat isu-isu realitas sosial, keberagaman lokal, dan kisah-kisah nyata tentang nilai-nilai Islam yang damai dan inklusif.
Dokumenter menjadi medium yang dipilih untuk memberikan bukti visual dan naratif yang kuat tentang tema “The Wonder of Harmony: Merajut Cahaya Islami Keberagamaan, Cinta, dan Harapan.”
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam), Abu Rokhmad, sebelumnya telah menekankan bahwa kompetisi ini adalah upaya strategis untuk memperkuat dakwah Islam yang moderat dan membangun peradaban.
Dengan tingginya angka partisipasi dari berbagai daerah, Kementerian Agama RI berhasil menciptakan ruang pembelajaran yang masif.
“Kami ingin anak-anak muda muslim kita tumbuh sebagai kreator yang tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga peka terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan keindahan moral Islam,” ungkap Abu Rokhmad.
Keterlibatan 34 provinsi dalam pengiriman karya membuktikan bahwa dakwah melalui film kini menjadi platform yang semakin merata dan inklusif.
Berbagai perspektif lokal dari Sumatra Utara, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Sulawesi Tenggara (yang bahkan menyumbang dua nomine fiksi dan dokumenter) kini mendapat panggung nasional.
Ahmad Zayadi menambahkan bahwa film Islami merupakan medium strategis untuk menyebarkan pesan rahmatan lil ‘alamin melalui pendekatan yang estetik.
Data partisipasi yang tinggi ini menjadi modal sosial bagi Kementerian Agama RI untuk terus mengadakan inisiatif serupa, memastikan bahwa narasi-narasi Islam yang mencerahkan dan menggembirakan terus mengalir dari kreativitas generasi muda.
Kasubdit Seni, Budaya, dan Siaran Keagamaan Islam Wida Sukmawati menjelaskan bahwa Dewan Juri telah menilai karya peserta berdasarkan 5 (lima) kriteria utama, yaitu kreativitas, alur cerita, kekuatan pesan, ide, dan teknik sinematografi.
“Berdasarkan hasil pleno Dewan Juri, telah ditetapkan tujuh nomine dari tiga kategori yang diperlombakan, yaitu fiksi, dokumenter, dan animasi. Adapun para nomine tersebut adalah sebagai berikut," ujarnya.
Berikut adalah tujuh nomine yang terpilih:
Kategori Film Dokumenter
- Belangikhan dari Provinsi Lampung
- Kita Sadela dari Provinsi Lampung
- Braen dari Provinsi Jawa Tengah
- Pekandeana Ana-Ana Maelu dari Provinsi Sulawesi Tenggara
Kategori Film Fiksi
- Cahaya Ilmu dari Provinsi Sumatera Utara
- Cahaya Untuk Nur dari Provinsi Sulawesi Tenggara
Kategori Film Animasi
- Cahaya Ilahi dari Provinsi Jawa Timur
Pengumuman pemenang pada 10 November 2025 mendatang akan menjadi puncak apresiasi terhadap kerja keras dan dedikasi para sineas muda yang telah membuktikan bahwa film adalah mimbar baru yang efektif dan menjangkau jutaan hati. (Z-1)


















































