INDUSTRI desain dan arsitektur mengalami transformasi signifikan seiring meningkatnya kesadaran akan pentingnya sustainability (keberlanjutan) dalam pembangunan. Konsumen semakin menghargai ruang tinggal yang tidak hanya estetis dan fungsional, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai tanggung jawab terhadap lingkungan.
Di tengah tuntutan akan gaya hidup urban yang lebih berkelanjutan, para pelaku industri ditantang untuk menciptakan solusi yang menyatukan inovasi desain, material ramah lingkungan, dan kualitas hidup yang lebih baik.
Menanggapi perkembangan ini, Savyavasa dan Pita --merek yang menawarkan produk interior dan perabotan rumah tangga mewah--telah menghadirkan sebuah kolaborasi yang menjadi cerminan dari evolusi industri tersebut. Pita juga dikenal sebagai studio desain furnitur lokal yang mengedepankan prinsip keberlanjutan dalam setiap proses kreatifnya menghadirkan karya fungsional yang elegan dengan pendekatan yang ramah lingkungan.
Sementara itu, Savyavasa, pionir pengembang hunian mewah berwawasan lingkungan berhasil menggabungkan arsitektur modern dengan harmoni alam.
Melalui sinergi antara arsitektur hijau khas Savyavasa dan keahlian Pita dalam furnitur mewah yang berkelanjutan, tercipta sebuah hunian yang mendefinisikan ulang defenisi konsep modern luxury.
MATERIAL SUSTANABLE
Untuk Savyavasa, Pita tidak menggunakan bahan dan material baru. Pita hanya mempersiapkan bahan dan material yang sustaninable. ''Kami benar-benar cari yang sustainable. Dalam artian gampang dirawat, bisa dipakai untuk jangka waktu yang lama, dan easy to maintain,'' ujar Director of Sales Pita, Ika Kusuma Putri, kepada Media Indonesia, Selasa (20/5).
Soal aspek sustainability pada Savyavasa, Ika menjelaskan bahwa hal itu memang sudah jadi bidang Pita. ''Jadi sustainability itu sudah ada di DNA kami. Dari awal gitu ya. Jadi kita sustainable itu ga cuma dari materinya juga tapi juga dari desainnya,'' kata Ika.
Pita, menurut Ika, dalam menyediakan furnitur, harus bisa dipakai siapapun, baik dia berusia masih muda sampai dengan yang sudah senior (lanjut usia).
Soal material kayu yang biasanya tidak berumur panjang, Ika menjelaskan tetap ada furnitur dari bahan katu. Tetapi kayunya yang terpilih yaitu yang besertifikat, non bahan kimia, dan diproduksi secara ramah lingkungan.
''Kembali juga kita bertanggungjawab dengan lingkungan. Jadi materi yang kami pakai adalah kayu yang besertifikat, ga pakai bahan kimia berbahaya, dan juga proses produksinya ramah lingkungan. Material kayu tetap dipakai. Pada kursi makan, ada materaial kayunya. Sofa, actually, di dalamnya juga kayu. Dari sananya sudah disemprot antirayap agar tahan lama,'' jelas Ika.
PILIH BERDASARKAN KEBUTUHAN
Jadi, saat memilih furniture untuk desainnya, Pita melihat profil yang namanya penghuni modern. Mereka, tambah Ika, punya kebutuhan dinamis. ''Kita bukan memilih furniture yang bisa memenuhi kebutuhan tersebut. Dalam artian, sofanya kita pilih yang simpel. Kita pilih dining chair set- nya itu memang untuk kebutuhan satu unit tersebut saja. Jadi, memang kita cari,.. apa nih yang kira-kira cocok dengan calon penghuni pembeli nanti?' tukas Ika.
Untuk furnitur, Pita memiliki showroom di Sequis Center di SCBD. Di sana, Pita menampilkan brand dari China dan merek lokal. Yang dibawa ke Satyavasa adalah yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan klien. ''Klien itu sukanya model seperti apa? Suka bentuknya seperti apa? Gitu,'' timpalnya.
Perlu diketahui bahwa Pita merupakan sister company dari Laflo (LFLO) merek asal Italia. Bedanya Pita menawarkan brand dari Asia.
''Sebenarnya barang-barang yang ada di show unit ini ada juga dari LFLO. Cuma bedanya aja klo LFLO memang lebih mahal. Kalau yang Pita itu, karena dari China, sama ada yang lokal. Jadi secara price lebih murah tapi desainernya itu tetap dari Eropa,'' tutup Ika.
DASAR PEMILIHAN PITA
Director of Sales & Marketing Savyavasa Kristien Joe mengaku sudah terpikat dengan portofolio Pita. ''Dari semua brand-brand yang ada, kita melihat Pita seksi banget,'' kata Kristen dengan mantap.
Savyavasa memilih Pita, karena disesuaikan untuk hunian mewah. ''Jadi sudah ada kurated brand, jadi tidak bisa brand-brand yang memang tidak ada dalam kategori project kita, kelas kita,'' tegas Kristien.
Fakta bahwa Pita adalah bagian dari LFLO, juga menjadi bahan pertimbangan Savyavasa. LFLO adalah bagian dari Italian imported lux furniture yang sangat terkenal di Indonesia. Karena dari Italia, secara harga, pricing point nya pasti cukup lumayan. ''Sehingga banyak orang yang ingin punya, tetapi lebih affordable secara model, prinsip durability, dan bahannya pengen kayak LFLO,'' kata Kristien.
LFLO RASA ASIA
Oleh karena banyak permintaan demikian, LFLO membangun sister company-nya, Pita. ''Dan kami melihat, karena dia kurated by LFLO, jadi in everything boleh dikatakan kayak LFLO imported Asia. Jadi harganya lebih affordable tapi enggak kalah dalam hal material, dalam hal kenyamanannya, modelnya, kelasnya. Itu, makanya kita pilih Pita, gitu. Jadi, yang saat ini kita sajikan affordable, modelnya bagus, nyaman, dan dia memang kurated by LFLO.
Saat ini, Savyavasa bekerja sama dengan Pita pada dua jenis unit. Yaitu unit dengan 2 kamar tidur dan 3 kamar tidur. Dua unit ini merupakan unit paling disukai. ''Jadi, kalau yang saat ini kita kerja sama dengan Pita, pada dua jenis unit. Jadi Savyavasa kan ada bermacam-macam unit. Ada di tower 1, tower 2, tower 3. Unit yang paling banyak diminati di pasar adalah yang 2 bedroom dan 3 bedroom. Kita sedang jajaki dan ternyata dapat tanggapan pasar yang sangat antusias,'' jelas Kristien. (H-1)