Kolaborasi Multisektor Penting untuk Mendorong Pertumbuhan Industri Asuransi Syariah

1 month ago 13
Kolaborasi Multisektor Penting untuk Mendorong Pertumbuhan Industri Asuransi Syariah Presiden Direktur Prudential Syariah, Iskandar Ezzahuddin.(Dok.Prudential Syariah)

SEIRING dengan meningkatnya kesadaran dan minat masyarakat terhadap keuangan berbasis syariah, industri asuransi syariah di Indonesia terus mengalami pertumbuhan selama sepuluh tahun terakhir.

Didukung oleh populasi Muslim terbesar di dunia dan regulasi yang semakin kondusif, sektor ini menunjukkan potensi besar dalam memperluas akses layanan keuangan yang semakin inklusif.
 
Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Desember 2024, menunjukkan adanya peningkatan jumlah aset industri asuransi jiwa syariah dari tahun sebelumnya sebesar 4% dan terus bertumbuhnya jumlah perusahaan Asuransi Syariah Full-Fledged dalam dua tahun terakhir.
 
Namun, meskipun industri ini berkembang, ada sejumlah tantangan yang perlu dihadapi, di antaranya kondisi ekonomi pasca-pandemi, daya beli masyarakat yang menurun, serta lonjakan inflasi medis yang diproyeksikan mencapai 19% pada 2025, jauh di atas inflasi umum yang hanya 2,6%.

"Kenaikan biaya pengobatan ini berkontribusi terhadap peningkatan klaim asuransi kesehatan yang melebihi pertumbuhan premi di industri," ucap Presiden Direktur Prudential Syariah, Iskandar Ezzahudin melalui keterangan tertulis yang diterima, Rabu (19/3).
 
Prudential Syariah, sambungnya, melihat peluang besar dalam pertumbuhan asuransi kesehatan syariah, terutama di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap perlindungan kesehatan pasca pandemi.
 
“Permintaan akan asuransi kesehatan terus meningkat, terutama setelah pandemi Covid-19 yang mendorong kesadaran masyarakat untuk memiliki perlindungan kesehatan. Namun, di sisi lain, penetrasi asuransi di Indonesia masih sangat rendah, sehingga ruang pertumbuhan masih terbuka lebar, khususnya untuk produk asuransi kesehatan syariah," ujar Iskandar.

Iskandar menilai, pergeseran minat masyarakat yang semakin mengarah pada produk berbasis syariah pada berbagai kategori mulai dari makanan, fashion, kosmetik, hingga perbankan, turut memperkuat peluang pertumbuhan asuransi syariah.

"Kami yakin asuransi kesehatan syariah akan menjadi salah satu produk yang berkembang dengan cepat di Indonesia," tambahnya.  
 
Untuk menanggapi tantangan inflasi medis dan keterbatasan daya beli masyarakat, Iskandar menegaskan bahwa saat ini Prudential Syariah terus berinovasi dalam mengembangkan produk dan layanan agar tetap relevan dengan kebutuhan Peserta.

"Salah satu strategi kami adalah menghadirkan produk yang sederhana dan terjangkau. Contohnya, tahun 2024 kami meluncurkan PRUWell Medical Syariah, yang menawarkan konsep fair pricing berupa keringanan kontribusi serta berbagai manfaat tambahan sebagai apresiasi bagi Peserta yang menjaga kesehatan," jelasnya.  
 
Di samping itu, untuk mendorong pertumbuhan industri asuransi syariah, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Ogi Prastomiyono menyebutkan perlunya sinergi antara regulator, industri keuangan, dan pelaku ekonomi lainnya untuk memperkuat daya saing serta meningkatkan literasidan penetrasi asuransi syariah di Indonesia.

“Saatini, OJK sedang bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI untuk meningkatkan ekosistem asuransi kesehatan di Indonesia. Kami berkomitmen untuk meningkatkan tata kelola, dimulai dari akses terhadap asuransi bagi masyarakat, fasilitas kesehatan hingga BPJS Kesehatan agar ekosistem kesehatan di Indonesia bisa semakin efektif dan efisien," tutur Ogi.

Di sisi lain, Dewan Asuransi Indonesia juga menegaskan pentingnya kerja sama lintas sektor dalam menciptakan ekosistem asuransi yang berkelanjutan. Kolaborasi antar sektor ini tidak terbatas dari pelaku industri saja, melainkan juga dari regulator dan pemerintah untuk memastikan produk asuransi dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. (E-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |