Ilustrasi(PLN Nusantara Power)
Komitmen Greenlab Indonesia (PT Greenlab Indo Global) dalam mendukung pengelolaan lingkungan berkelanjutan mendapat pengakuan berupa penghargaan. Dalam ajang Supplier Gathering PLN Nusantara Power 2025, perusahaan tersebut dinobatkan sebagai Supplier Terbaik (Best Supplier Award) untuk UP Brantas Semester II Tahun 2024, menegaskan kontribusinya dalam menjaga kualitas layanan dan mendukung operasi pembangkit listrik nasional yang ramah lingkungan.
Acara penghargaan yang digelar di Hotel Novotel Samator Surabaya itu mengusung tema Meningkatkan Kemitraan Strategis dalam Mendukung Pembangkit Hijau Berkelanjutan. Kegiatan tersebut dihadiri jajaran pimpinan PLN Nusantara Power, perwakilan Unit Pembangkit Brantas, Pacitan, dan Paiton, serta puluhan mitra industri energi dari berbagai daerah.
Greenlab Indonesia dinilai menonjol berkat pelayanan yang responsif, konsisten, dan berbasis keberlanjutan, khususnya dalam memastikan pengelolaan kualitas lingkungan di area operasi PLN UP Brantas sesuai standar regulasi nasional.
“Penghargaan ini menjadi bukti nyata dari kerja keras seluruh tim Greenlab dalam menjaga integritas, profesionalisme, dan pelayanan terbaik bagi mitra strategis kami,” ujar Direktur Greenlab Indonesia sekaligus CEO Environesia Group Saprian.
Sebagai bagian dari Environesia Group, Greenlab Indonesia memainkan peran penting dalam mendukung program transisi energi bersih nasional melalui layanan pengujian dan pemantauan lingkungan yang telah terakreditasi. Dengan laboratorium modern dan tenaga ahli bersertifikat, Greenlab menjadi mitra strategis bagi berbagai BUMN dan perusahaan energi di sektor pembangkit, pertambangan, hingga manufaktur.
Penghargaan ini juga menegaskan sinergi kuat antara Greenlab dan PLN Nusantara Power, yang berkolaborasi untuk memastikan kegiatan pembangkitan energi berjalan sesuai prinsip keberlanjutan dan tanggung jawab sosial lingkungan.
“Kami percaya kolaborasi antara penyedia jasa lingkungan dan perusahaan energi seperti PLN adalah langkah nyata menjaga keseimbangan antara kebutuhan energi dan kelestarian alam,” tandas Saprian. (E-3)


















































