Kolaborasi Global Krusial untuk Dukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

2 days ago 5
Kolaborasi Global Krusial untuk Dukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional Ajang Asia Business Conference 2025 di Harvard Business School.(Sampoerna)

Sebagai perusahaan asli Indonesia yang telah beroperasi selama lebih dari 111 tahun, Sampoerna terus menjalin kolaborasi kolektif untuk memperkuat ekosistem bisnis dan menjadi salah satu pilar ekonomi nasional. Dalam ajang Asia Business Conference 2025 di Harvard Business School, Presiden Direktur PT HM Sampoerna Ivan Cahyadi menuturkan bahwa pihaknya, sebagai afiliasi Philip Morris International (PMI), mengadopsi standar dan pengalaman global sambil mempertahankan Falsafah Tiga Tangan yang telah memandu perusahaan sejak 1913.

"Saya sangat bangga Sampoerna dapat terus mengembangkan sumber daya manusia (SDM) unggul sehingga dapat berkontribusi terhadap kemajuan individu, organisasi, dan negara," ujar Ivan melalui keterangan tertulis yang diterima, Selasa (11/3).

Sampoerna, yang berawal dari usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Surabaya, telah menjadi afiliasi PMI sejak 2005. Ivan menekankan bahwa prinsip panduan perusahaan, Falsafah Tiga Tangan, menekankan penciptaan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan utama perusahaan, yang terdiri dari konsumen dewasa, karyawan, mitra bisnis, dan pemegang saham, serta masyarakat luas.

“Saya telah melihat bagaimana nilai-nilai bisnis global dapat bersinergi dengan Falsafah Tiga Tangan Sampoerna, sebuah harmoni yang berkontribusi pada perjalanan saya menjadi Presiden Direktur Sampoerna," tambahnya.

Selain organisasi yang kuat, perusahaan juga telah menjadi penghasil talenta andal yang bertugas di banyak afiliasi PMI di seluruh dunia. PMI dan Sampoerna menempatkan karyawan sebagai pemangku kepentingan utama sekaligus pendorong pertumbuhan bisnis. Dalam bingkai Falsafah Tiga Tangan, sambung Ivan, Sampoerna terus meningkatkan kolaborasi untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional. Sampoerna dan PMI melakukan investasi berkelanjutan, hilirisasi, inovasi, penyerapan tenaga kerja, pengembangan sumber daya manusia, ekspor, dan penciptaan nilai tambah untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi pemerintah sebesar 8% yang dicanangkan oleh pemerintah serta menjadi bagian dari kemajuan bangsa.

Di industri tembakau misalnya, di hulu Sampoerna menjalin kemitraan dengan lebih dari 22.000 petani tembakau dan cengkih lokal untuk memastikan bahan baku berkualitas tinggi. Selain itu, Sampoerna juga melibatkan 1.700 pemasok lokal yang berperan penting dalam proses produksi.

Sementara di hilir, Sampoerna menyediakan lapangan kerja bagi lebih dari 90.000 karyawan, baik secara langsung maupun tidak langsung, di 9 fasilitas produksi milik Sampoerna dan 43 Mitra Produksi Sigaret (MPS) yang dimiliki oleh pengusaha daerah dan/atau koperasi daerah yang tersebar di Pulau Jawa. Selain itu, Sampoerna juga bermitra dengan lebih dari 1,5 juta peritel yang tersebar di seluruh Indonesia. Ekosistem kuat ini didukung oleh investasi PMI yang bernilai lebih dari US$6,4 miliar sejak 2005. Sampoerna juga telah melakukan ekspor produk ke lebih dari 30 pasar di Asia Pasifik, termasuk untuk produk tembakau inovatif bebas asap IQOS/TEREA.

Sampoerna juga terus menjalankan program pemberdayaan UMKM melalui Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC), sementara pendampingan bagi UMKM toko kelontong dilakukan lewat Sampoerna Retail Community (SRC). 

Untuk diketahui, SETC telah hadir sejak 2007 dan saat ini telah memberikan pelatihan terintegrasi dan pengembangan kapasitas bagi 97.000 UMKM di seluruh Indonesia. Sementara, SRC yang hadir sejak 2008 telah mendampingi lebih dari 250.000 UMKM di seluruh Indonesia. Adapun sekitar 90% anggota SRC telah berhasil mengadopsi digitalisasi yang pada akhirnya meningkatkan operasional mereka. Sedangkan, ekosistem digital AYO by SRC telah memfasilitasi transaksi lebih dari US$1 miliar dengan 11,5 juta transaksi. (E-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |