Kisah Bidan yang Bantu Persalinan di Penerbangan Citilink Pontianak - Surabaya

1 month ago 20
Kisah Bidan yang Bantu Persalinan di Penerbangan Citilink Pontianak - Surabaya (Ilustrasi) Bayi baru lahir.(Unsplash/ Christian Bowen)

SEORANG ibu berinisial RS, 18, melahirkan di atas pesawat dalam penerbangan Citilink rute Pontianak – Surabaya pada Selasa (11/3) lalu. Beruntung persalinan darurat tersebut dapat berjalan lancar berkat bantuan seorang bidan yang juga menjadi penumpang dalam penerbangan itu.

Dilansir dari rilis Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Selasa (18/3), Bidan bernama Tessa Siswina tersebut duduk di kursi nomor 15F. Di tengah penerbangan, pilot mengumumkan adanya situasi darurat dan membutuhkan bantuan tenaga medis, baik dokter maupun bidan.

Bidan Tessa Siswina itu segera berdiri, dan ibu di sebelah bertanya apakah dirinya bisa menolongnya ibu yang mau melahirkan. Kemudian ia melempar tas dan jam tangannya ke bawah kursi dan menghampiri pramugari sambil menanyakan kondisi sang ibu yang hendak melahirkan. Kondisi ibu saat itu hanya didampingi oleh anaknya yang masih berusia tiga tahun, sementara sang suami berada di Malaysia untuk bekerja.

Kondisi pasien kemudian diketahui sudah pecah ketuban dengan usia kehamilan 33 minggu. Tessa lalu mengambil alih membantu proses persalinan di lantai bagian belakang pesawat dan membantu kelahiran bayi dengan selamat.

Tidak berapa lama, bayi berhasil lahir. Pilot kemudian membuat pengumuman bahwa telah lahir bayi laki-laki pada ketinggian 35 ribu kaki di atas permukaan laut. Tessa yang saat itu masih berupaya mengeluarkan plasenta merasa merinding saat mendengar pengumuman dari pilot. Setelah bayi lahir, penumpang lain membantu menggendongnya karena sang ibu masih dalam kondisi pemulihan.

Usai membantu persalinan, Tessa diminta tanda pengenal sebagai bidan dan ia menunjukkan kartu anggota Ikatan Bidan Indonesia (IBI). Tessa nyatanya juga seorang dosen di Poltekkes Kemenkes Pontianak. Ia baru saja menyelesaikan program doktoralnya di Universitas Padjadjaran (Unpad) tahun 2024 melalui beasiswa tugas belajar (Tubel) dari Kementerian Kesehatan dalam waktu 2,5 tahun.

Tessa mengapresiasi kecukupan peralatan medis yang disediakan oleh maskapai sehingga sangat membantu dalam menangani kondisi darurat ini. Tessa berupaya mengalihfungsikan beberapa alat sehingga dapat digunakan secara tepat.

“Alhamdulillah saya sangat berterima kasih atas beasiswa yang saya dapatkan dari Tubel (tugas belajar) Kemenkes yang sangat membantu saya dalam menyelesaikan pendidikan saya. Saya merasa beruntung menjadi salah satu penerima Tubel sehingga dapat melanjutkan studi hingga jenjang doktoral,” kata Tessa.

Saat ini, Tessa kembali aktif sebagai dosen di Poltekkes Kemenkes Pontianak dan dipercaya menjabat sebagai Ketua Bidang 5 di Kolegium Kebidanan, asessor LAMPTKes, dan Pengurus Daerah IBI Prov Kalbar.  Ia berharap dapat terus berkontribusi dalam dunia kebidanan, terutama dalam melatih generasi muda agar menjadi tenaga medis profesional yang berkualitas.

Atas aksi heroiknya tersebut Tessa juga mendapat penghargaan dari menteri kesehatan. Direktur Jenderal Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan, Yuli Farianti, menyampaikan bahwa penghargaan yang diberikan menteri kesehatan kepada Tessa merupakan bentuk apresiasi atas dedikasinya dalam menangani situasi darurat ini.

"Kejadian ini juga menjadi bukti bahwa di tengah situasi darurat ketenangan dan keterampilan seorang tenaga kesehatan seperti Tessa, sangat dibutuhkan. Semoga peristiwa ini dapat menjadi inspirasi bagi para profesional tenaga kesehatan lainnya dalam menghadapi tantangan yang tidak terduga di lapangan," ujar Yuli. (M-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |